43. Perubahan Sikap Angelo

15 2 4
                                    

Begitu mendapat kabar dari putranya jika Calista sudah berhasil diselamatkan, Laura pun segera bergegas pergi ke rumah sakit bersama Angela bahkan Laura sampai melupakan Arro dan Enno untuk mengantarnya pergi ke sekolah karena hari sudah pagi.

Laura tidak hanya mencemaskan keadaan Calista saja akan tetapi ia juga mencemaskan keadaan suaminya yang katanya Angelo tertembak pada bagian pahanya.

Dengan tergesa, Laura pun langsung berlari menuju ruang operasi dan hendak langsung masuk ke dalamnya namun Angelo berhasil mencegahnya.

"Mommy tidak boleh masuk. Di dalam sedang ada operasi," cegah Angelo.

"Mommy sangat mengkhawatirkan daddymu," ujar Laura.

"Aku tahu mom. Lagipula daddy baik-baik saja," tutur Angelo sembari menggiring ibunya untuk duduk di sebuah kursi di ruang tunggu yang berada di depan ruang operasi.

"Baik-baik saja apanya? Daddymu tertembak!! Bagaimana bisa dia baik-baik saja?!!"

"Sebelum daddy dioperasi, daddy sudah terlebih dahulu mengoperasi ibunya Angela," ujar Angelo yang membuat Laura melongo tidak percaya.

"Apa daddymu gila?!!! Kenapa melakukan operasi saat dirinya sendiri terluka?!!" amuk Laura.

"Mommy jangan marah padaku! Tunggu daddy selesai operasi dan mommy boleh memarahi daddy sepuasnya."

Laura pun menuruti ucapan Angelo dan memilih untuk menunggu dengan tenang. Setelah beberapa detik, ia menyadari sesuatu. Bukankah tadi ia pergi kerumah sakit bersama Angela? Lalu kenapa sekarang ia tidak ada disini?

"Angela mana?" tanya Laura panik.

"Angelo tidak tahu. Bukankah ia datang kemari bersama mommy?"

"Iya, tapi begitu tiba rumah sakit mommy langsung berlari menuju kemari dan melupakan Angela."

"Mommy tidak perlu panik begitu. Dia sudah besar, seharusnya ia punya otak untuk berfikir dan bertanya pada perawat," ujar Angelo santai.

"Kau ini! Kenapa kata-katamu kasar sekali!" tegur Laura sembari memukul kepala Angelo.

"Kenapa mommy memukulku? Bagaimana jika cedera? Di dalam sini ada otakku yang berharga mom!" protes Angelo.

"Toh tidak dipakai juga. Memangnya kenapa kalau cedera?!" tantang Laura.

Angelo pun memilih untuk diam dan memberenggut kesal sembari menatap ke ruang operasi tempat ayahnya menjalani perawatan.

"Kau cari Angela sana!"

"Tidak mau!"

Baru saja Laura akan memukul Angelo lagi, orang yang bernama Angela itupun sudah tiba dengan nafas ngos-ngosan.

"Hosh hosh hosh ba...bagaimana ke..kea-"

"Atur nafas dulu baru bicara," tegur Angelo.

Angela pun mengatur nafasnya sebentar dan setelah dirasa ia sudah dapat mengatur nafasnya dengan baik, Angela pun mulai bertanya pada Angelo dengan nada khawatir.

"Bagaimana kondisi ibuku?" tanya Angela sembari menitikkan air matanya.

"Luka tembak pada paha kirinya sudah infeksi dan dokter belum berani menutup luka tersebut karena terdapat bakteri anaerob di dalamnya. Mungkin sekarang dokter Dion sedang membersihkan lukanya di ruang operasi," jawab Angelo lancar.

Angela jatuh terduduk mendengar penuturan Angelo. Apa maksud perkataan Angelo? Apa ibunya tidak baik-baik saja? Apa luka ibunya serius dan akan menimbulkan bahaya?

"Tidak perlu khawatir begitu, ibumu pasti selamat karena daddyku sendiri yang langsung mengoperasinya," ujar Angelo sembari membantu Angela bangun dan duduk di sampingnya.

Be With You (after married)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang