23. Kepergian Alden

166 22 9
                                    

Keesokan paginya sesuai rencana, Arvind, Sella dan Peter segera berangkat menuju mansion. Ya! Mereka akan menyerang Roy dan menyelamatkan Angelo.

Alden dan Abe ikut serta dalam penyerangan itu termasuk Kelvin dan Joshua ayah angkat Laura. Mereka bersama-sama untuk menyelamatkan nyawa Angelo.

Mereka juga dilengkapi dengan kesenjataan yang lengkap. Arvind juga memiliki seorang sniper dengan keahlian yang tidak perlu diragukan lagi. Ya siapa lagi kalau bukan Abe. Mantan polisi yang ingin menjadi seorang dokter demi sang kekasih.

"Aku harap kau tidak meleset dari targetmu," ucap Arvind melihat Abe memainkan senjatanya.

"Bagaimana jika kau mencobanya sekali?" tawar Abe sembari mengarahkan senjatanya ke arah Arvind.

"Kau ingin menjadikan anakku anak yatim dan istriku janda?!" kesal Arvind sembari mengangkat ke dua tangannya ke udara.

"Vin," panggil Alden.

"Pakai ini," ucap Alden sembari menyerahkan sebuah jas anti peluru bewarna hitam.

"Tidak. Itu untuk papa. Papa pakai saja, keselamatan papa yang paling penting," tolak Arvind.

Tanpa banyak bicara, Alden langsung memakaikan jas tersebut pada Arvind yang mau tidak mau Arvind harus memakainya.

"Seorang calon ayah tidak boleh kenapa-kenapa. Jangan sampai kau mati sebelum berhasil melihat dan mengadzani bayimu," ucap Alden sembari terkekeh pelan.

"Bagaimana dengan papa? Jas anti pelurunya hanya tersisa ini. Bagaimana jika papa celaka?" tanya Arvind khawatir.

"Mungkin itu sudah takdirnya. Cepatlah kau harus segera masuk ke dalam sana. Selamatkan putramu dan selesaikan tanggung jawabmu," ucap Alden.

Entah kenapa, Arvind merasa berat sekali memakai jas itu. Saat baru beberapa langkah Arvind melangkahkan kakinya menuju mansion itu, tiba-tiba saja Arvind berbalik dan langsung memeluk Alden.

"Aku takut," lirih Arvind.

"Vino pemberani," Balas Alden sembari menepuk pundak Arvind. Arvind pun melepaskan pelukannya dan mencium tangan Alden sebentar sebelum melanjutkan langkahnya.

"Vino minta maaf sama papa ya kalau Vino ada salah selama ini sama papa. Papa tidak menyesalkan memiliki putra seperti Vino?" tanya Arvind berlinang air mata.

"Papa tidak pernah menyesal memiliki putra sepertimu dan Leo. Maaf jika perkataan papa melukai perasaanmu. Selama kau tidak melukai hati istri maupun kau mempermainkan wanita, kau akan selalu menjadi putra kebanggaan papa," ucap Alden sembari mempersilahkan Arvind melanjutkan aksinya.

Arvind segera melakukan aksinya. Arvind segera berjalan memasuki mansion seorang diri. Pada saat Arvind berjalan memasuki mansion, seluruh anak buah Roy langsung mengarahkan senjatanya kepada Arvind.

Tanpa takut, Arvind tetap melanjutkan langkahnya.

"Terima kasih atas penyambutannya. Sungguh penyambutan yang paling berkesan," ucap Arvind sembari menyungginggkan smirknya.

Salah satu dari mereka yang Arvind yakini sebagai ketuanya memerintahkan agar mereka menurunkan senjata mereka dan membiarkan Arvind memasuki mansion.

Pada saat membuka pintu mansion, Arvind dapat melihat Alexa yang berjalan menyambutnya dengan salah seorang pria tua di sebelahnya. Gadis itu tampak menyunggingkan smirknya.

 Gadis itu tampak menyunggingkan smirknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Be With You (after married)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang