Arvind yang baru saja pulang dari kantor mengernyitkan dahinya bingung melihat Laura yang bersikap dingin padanya. Bahkan saat Arvind bertanya pun Laura hanya menjawabnya singkat seakan malas menjawab pertanyaan Arvind.
"Di mana Abe dan Leo sayang?" tanya Arvind menghampiri Laura yang sedang berdiri di balkon kamarnya.
"Tidak tau," jawab Laura tanpa melihat ke arah Arvind.
"Lalu di mana Angelo?" tanya Arvind lagi.
"Tidur," jawab Laura singkat.
Arvind berjalan mendekat ke arah Laura dan memeluknya dari belakang. Laura hanya diam tidak membalas maupun menolak.
"Ada apa sayang, kau tidak terlihat seperti biasanya. Apa aku membuat kesalahan? Apa Abe dan Leo mengganggumu?" tanya Arvind lembut.
"Tidak," jawab Laura acuh.
"Lalu ada apa sayang? Ceritakan saja padaku," ujar Arvind.
"Apa ular itu pergi ke kantor mu?" tanya Laura yang membuat Arvind mengernyitkan dahinya bingung.
"Ular?"
"Calista. Dia bilang dia akan ke kantormu dan adik laknatmu itu malah mengantarnya ke sana. Padahal aku sudah akan melemparkan Leo ke kandang Leona kalau saja Leo tidak kembali ke mansion," jelas Laura kesal yang membuat Arvind tersenyum lebar.
"Kenapa kau tersenyum? Kau senang jika dikunjungi Calista?" tanya Laura dengan nada bergetar dan akan meneteskan air matanya.
"Tidak sayang." Arvind membalikkan tubuh mungil istrinya untuk menghadapnya.
"Mereka terutama Calista tidak ke kantorku. Hari ini aku tidak bertemu siapa pun. Mungkin Leo takut kau lemparkan ke kandang Leona mangkanya dia tidak jadi mengantarkan Calista ke kantorku. Dan satu lagi, tidak ada yang dapat menandingi rasa senangku saat istri dan anakku yang datang mengunjungiku ke kantor. Aku hanya merasa senang jika yang datang ke kantorku adalah kau dan Angelo bukan yang lain apalagi Calista," jelas Arvind lembut.
"Apa itu benar?" tanya Laura pelan.
"Tentu saja. Kau bisa memegang kata-kataku sayang dan aku ingin mengatakan sesuatu padamu."
"Apa itu?"
"Jangan khawatirkan aku. Aku tidak akan pernah melirik wanita lain selain dirimu. Aku tidak akan meninggalkanmu dan akan tetap mencintaimu. Meskipun Calista ingin merebutku darimu, kau tenang saja dan pegang kata kataku 'aku tidak akan meninggalkanmu'. Kau tidak perlu mengkhawatirkan hal yang tidak penting sayang. Calista bukan siapa-siapa jadi kau tidak perlu mengkhawatirkannya," ucap Arvind pada Laura.
Laura terharu mendengar pernyataan Arvind. Tanpa menunggu lama lagi, Laura langsung memeluk Arvind dengan erat.
"Aku takut sekali. Aku takut kau akan meninggalkan ku," ucap Laura.
"Itu tidak mungkin sayang."
Dari kejauhan ada sesosok wanita yang sedang menahan amarahnya. Tangannya terkepal erat sampai buku jari-jarinya memutih setelah mendengar percakapan kedua suami istri tersebut dari sebuah alat dihadapannya. Ya wanita tersebut sengaja memasang penyadap suara secara diam-diam tanpa sepengetahuan pemilik kamar.
"Lihat saja, sebentar lagi hubungan kalian akan hancur dan apa yang kuinginkan akan segera terpenuhi. Lihat saja permainanku nanti sayang," ucap wanita tersebut sembari tertawa jahat.
***
Arvind yang saat itu sedang duduk bersantai di halaman mansion tampak tersentak kaget saat tiba-tiba ada yang memukul kepalanya.
"Arghh!! Sakit goblok!" umpat Arvind.
"Itu belum seberapa," jawab Abe santai sembari duduk di sebelah Arvind.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be With You (after married)
RandomCover by @alifindita09 Sekuel dari Be With You "I will Be With You untill I die." Ucap Laura pada Arvind. ***** Bercerita tentang sepasang suami istri yang berkorban merelakan cita citanya demi seorang bayi laki laki yang tidak lain adalah putra dar...