2 Berkuda

1.4K 57 8
                                    

"Arvind!!!!" teriak Laura.

"Apa ada apa?!!!" panik Arvind begitu mendengar teriakan istrinya.

"Aku hamil," jawab Laura.

"Ap...apa??? Kau hamil??" tanya Arvind terbata-bata.

"Iya. Kita harus bagaimana??" panik Laura.

"Bagaimana apanya? Tentu saja kita harus merawatnya. Itu anak pertama kita Laura sayang. Kau tidak menginginkannya?" tanya Arvind sambil memicingkan matanya curiga.

"Kau lupa dengan perjanjian kita?" tanya Laura pelan.

"Lalu apa yang salah dengan itu? Kita tetap bisa menjaga Angelo meskipun kita memiliki putra lagi. Kau benar-benar tidak menginginkannya?" tanya Arvind sekali lagi.

"Aku belum siap," jawab Laura jujur.

Arvind tampak begitu kecewa dengan apa yang baru saja dikatakan Laura. Apa yang sebenarnya dipikirkan istrinya itu? Kenapa dia bersikap seperti itu?? Itu darah dagingnya sendiri tapi kenapa dia tidak menginginkannya??

"Kau hamil setelah kita menikah, tapi melihat sikapmu yang seperti ini kau bertindak seolah kau hamil di luar nikah. Aku tidak tau di bagian mana kau merasa tidak siap, tapi kau harus ingat satu hal. Itu darah dagingmu, anakmu. Mau tidak mau kau harus menerimanya," desis Arvind.

"Kau tidak mengerti Arvind-"

"Ya aku memang tidak mengerti, maka dari itu buat aku mengerti kenapa kau tidak menginginkan anak kita?!!!" potong Arvind penuh emosi.

"Aku menginginkannya tapi-"

"Lalu apa?!!!" potong lagi Arvind dengan membentak.

"Berhenti bersikap egois Laura!! Jangan jadikan keselamatan Angelo sebagai alasan kau tidak mau memiliki anak. Apa kau berpikir aku terlalu lemah untuk menjaga Angelo, kau dan calon anak kita sehingga kau berpikir aku tidak mampu melindungi Angelo karena memiliki putra lagi?!!" tanya Arvind dengan nada tersinggung.

"Aku tidak berpikir seperti itu!" Elak Laura.

"Lalu apa yang kau pikirkan? Kau ingin menggugurkannya? Itukah yang kau pikirkan?" desak Arvind.

"Kau berpikir aku memiliki pemikiran seperti itu?" tanya Laura tidak percaya.

"Ya! Sikapmu membuatku berpikiran seperti itu," tuduh Arvind.

Laura menggeleng-gelengkan kepalanya tidak percaya dengan apa yang baru saja dituduhkan Arvind padanya. Oh ayolah apa Arvind sudah kehilangan akal?? Itu anaknya darah dagingnya sendiri, mana mungkin dia akan menggugurkannya?!!

"Pemikiranmu benar-benar sempit Arvind. Aku tidak percaya kau berfikiran seperti itu."

"Lalu apa yang kau pikirkan?!!" tanya Arvind dengan nada keras.

"Berhenti!! Aku tidak mau berdebat denganmu! Arvind keluar!! Aku tidak mau melihatmu!!" teriak Laura.

"Mommy daddy!!!" teriak Angelo dengan mata yang memerah dan tangan yang mengepal menahan amarah.

"Angelo," ucap Arvind dan Laura bersamaan.

"Berhenti bertengkar!! Aku tidak suka melihat kalian bertengkar!! Berhenti berteriak satu sama lain!" ucap Angelo sambil menangis.

Arvind dan Laura pun langsung memeluk tubuh mungil Angelo dan mengucapkan permintaan maaf padanya.

"Daddy minta maaf. Daddy berjanji tidak akan mengulanginya lagi sayang," ucap Arvind menghapus air mata Angelo.

"Mommy juga minta maaf sayang. Mommy akui mommy bersalah. Mommy tidak akan seperti ini lagi. Maafkan mommy," sesal Laura.

"Promise me." Angelo mengacungkan jari kelingkingnya ke arah Laura dan Arvind.

Be With You (after married)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang