4. Periksa kandungan

1.4K 68 29
                                    

"Kau masih marah?" tanya Arvind begitu mendapati Laura sedang menyajikan menu sarapan pagi mereka.  Kemarin malam istrinya itu memilih untuk tidur di kamar Angelo dari pada tidur bersamanya.

"Tidak," jawab Laura singkat.

"Aku minta maaf." ucap Arvind sembari berjalan mendekat ke arah Laura dan memeluknya dari belakang.

"Aku tidak marah," jelas Laura dengan lembut.

Arvind membalikkan tubuh Laura agar menghadap ke arahnya dan mencium keningnya.

"Aku lega mendengarnya.  Hari ini aku tidak ingin pergi ke kantor.  Aku ingin menemanimu pergi ke dokter kandungan,  aku ingin memastikan kondisi buah hati kita dalam keadaan baik-baik saja," ucap Arvind sembari mencium perut datar Laura.

Laura tersenyum hangat menanggapinya.

"Kau tau, aku sebenarnya tidak ingin marah tapi entah kenapa emosiku akhir-akhir ini kurang stabil," aku Laura.

"Mungkin itu efek kehamilanmu sayang," ujar Arvind.

"Arvind," panggil Laura pelan.

"Hm?"

"Aku menginginkan sesuatu," ucap Laura malu-malu.

"Kau nyidam?" tanya Arvind

"Maybe," jawab Laura sembari tersenyum canggung.

"Apa yang kau inginkan sayang?" tanya Arvind lembut.

"Kau janji akan membelikannya?" tanya Laura memastikan.

"Aku janji. Kau menginginkan apa?"

"Aku menginginkan mobil sport keluaran terbaru lagi, mobil baru yang kau berikan padaku kemarin bagian bempernya lecet akibat ulah wolfy.  Kau akan membelikannya kan?" tanya Laura dengan manja bahkan ia sampai mengeluarkan puppy eyesnya untuk membuat Arvind menuruti keinginannya.

Arvind membulatkan matanya mendengar permintaan Laura.  Istrinya itu sedang nyidam sebuah mobil sport keluaran terbaru?

"Kau akan membelikannya kan?" rajuk Laura.

"Baiklah sesuai keinginanmu.  Setelah pergi ke dokter kandungan kita akan membeli mobil baru untukmu,  bagaimana?" tawar Arvind sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Laura mengangguk dengan antusias bahkan dia sampai melompat kegirangan dan mendaratkan ciuman bertubi-tubi di wajah Arvind.

"Jangan melompat. Ingat di dalam perutmu ada nyawa lain okay?" ujar Arvind mengingatkan.

"Aku lupa," jawab Laura diiringi cengiran khasnya.

Arvind mencubit gemas hidung mancung milik istrinya itu dan tersenyum lembut.

"Love you."

"You too."

***

"Bagaimana kondisi anakku?" tanya Arvind to the point.

"Kenapa tergesa-gesa sekali?  Kau tidak ingin menanyakan bagaimana kabarku terlebih dahulu KAKAK TERCINTAKU?? Aku kan adikmu!!" kesal dokter tersebut.

"Hanya adik tiri tidak lebih. Aku malas berbasa-basi denganmu sesat! Bagaimana kondisi calon anakku?" balas Arvind tidak sabaran.

"Kau memang kakak biadab!  Lalu apa itu sesat? Kau masih memanggilku sepupu bangsat ya?!" selidik Deyna sembari menatap tajam Arvind.

"Deyna bagaimana kondisi calon anakku?" ucap Laura menengahi karena jika tidak,  kedua sepupu yang mendadak menjadi saudara tiri itu akan terus beradu mulut.

Be With You (after married)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang