38. Mission

15 3 1
                                    

Laura sedang sibuk menyiapkan segala keperluan Arvind untuk melakukan misinya. Mulai dari perlengkapan senjata, misil dan segala keperluan lainnya sudah Laura siapkan untuk Arvind.

Sedangkan Arvind sedang sibuk menelepon seseorang di seberang sana sembari mulai memakai pakaian khususnya saat melaksanakan misi.

Setelah selesai dengan ponselnya, Arvind pun berjalan mendekat ke arah Laura dan memeluknya dari belakang sembari menciumi tengkuk sang istri dengan lembut.

"Apa aku boleh ikut?" tanya Laura.

"Tidak. Ini berbahaya sayang dan aku tidak ingin melibatkanmu," jawab Arvind.

"Tapi dulu aku kan sudah pernah terlibat saat melawan Roy bahkan aku yang menembak Charly," ujar Laura.

"Roy dengan Sella itu berbeda. Lebih berbahaya Sella daripada Roy dan kenapa kau dapat dengan mudah membunuh Charly itu karena Sella turut andil di dalamnya. Sella sudah merencanakan pembunuhan itu matang-matang dan menjadikan kita kambing hitam karena mengeksekusinya. Sudahlah aku harus berangkat sekarang. Kau jaga anak-anak di rumah. Oh ya ngomong-ngomong soal Angelo, kenapa hari ini dia terlihat kesal sepanjang hari? Apa ada sesuatu yang mengusiknya?" tanya Arvind.

"Hm. Angela tidak sengaja melukai Wolfy dan Croco," jawab Laura.

"Pantas saja. Besok sebenarnya akan ada bayi singa datang kemari namun aku menundanya dulu sampai Calista kembali kepada kita."

"Singa?" ulang Laura untuk memastikan apakah ia salah dengar atau tidak.

"Ya. Aku rasa ini saatnya aku memberinya bayi singa lagi. Aku merasa bersalah atas kematian Leona dulu karena ulah si bajingan Roy," jelas Arvind.

"Arvind kau terlalu memanjanya. Dan bayi singa? Angelo sudah memiliki dua hewan buas dan kau ingin menambahnya lagi? Jangan macam-macam Arvind! Dua saja sudah cukup untuk Angelo," tegur Laura.

"Tidak ada salahnya menyenangkan anak sayang. Lagipula bukankah kau juga memiliki Balu? Kau pikir Balu tidak buas? Justru Balu lah yang paling berbahaya karena dia tidak jinak, berbeda dengan dua hewan peliharaan Angelo," ujar Arvind yang membuat Laura tidak dapat membantah lagi. Arvind benar, bukankah dulu Angelo juga pernah memiliki tiga hewan buas sebagai peliharaan? Sekarang Arvind hanya mengembalikan jumlah hewan peliharaan Angelo saja tidak lebih.

"Hati-hatilah. Kuharap kau kembali dengan selamat," ujar Laura sembari tersenyum.

"Aku kuusahakan."

*****

Tepat pukul dua belas malam, Arvind dan beberapa anak buahnya sudah tiba di pabrik terbengkalai yang berada di pinggir laut tersebut. Menurut informasi dari Peter, lokasi tersebut memang tempat yang digunakan Sella untuk menyekap Calista. Selain tempatnya yang sangat jauh dari pemukiman, medan yang sangat sulit dilalui pun menjadi alasan utama kenapa Sella menggunakan bangunan itu untuk menyekap Calista. Sella dapat menggunakan berbagai macam senjata apapun disini karena bebas dari warga sipil maupun aparat berwajib.

Begitu tiba, Arvind dan beberapa anak buahnya segera menyamar dan bersembunyi di balik semak-semak agar kehadiran mereka tidak diketahui oleh Sella maupun anak buahnya.

"Aku butuh denah pabriknya," ujar Arvind pada earpeacenya.

"Perintah dilaksanakan," ujar Peter yang memantau pergerakan Arvind dari jarak jauh.

"Be kau sudah siap dengan beberapa anak buahmu kan?" tanya Arvind pada Abe melalui earpeacenya juga.

"Sangat siap. Kami memasang masing-masing satu orang musuh dengan satu sniper anak buahku," ujar Abe yang berada di sebuah gedung yang tidak jauh dari tempat mereka.

Be With You (after married)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang