9. bermain api

191 19 29
                                    

Raut wajah Arvind seketika berubah begitu mendengar apa yang disampaikan Roy padanya. Tanpa pikir panjang lagi, Arvind segera bergegas menuju tempat yang di maksudkan Roy.

Saat akan melangkahkan kakinya, tangan mungil sang istri mencegahnya.

"Ada apa? Apa ada masalah?" tanya Laura khawatir.

"Tidak. Hanya masalah perusahaan," dusta Arvind. Ya Arvind memang sengaja berbohong karena Arvind tidak mau jika Laura tau bahwa Charly Alazo sedang berkunjung ke perusahaannya dan bukan tidak mungkin kalau Charly akan membuat kekacauan di sana.

Tanpa mendengar perkataan Laura lagi, Arvind segera bergegas pergi ke kantornya.

Pada saat akan menaiki mobilnya, sekretarisnya yang bernama 'Alex' meneleponnya.

"Tunggu aku di sana. Aku segera ke sana," ucap Arvind pada 'Alex'

"Aku tidak tau kalau kau ternyata juga seorang 'pemain'," ucap seorang wanita yang tiba-tiba berada di belakang Arvind.

Arvind terkejut begitu mendapati Calista berada di belakangnya namun Arvind segera menormalkan wajahnya agar tidak tampak terkejut.

"Mafia identik dengan 'permainan' bukan?"

"Tapi aku tidak percaya kau begitu tega pada istrimu. Ku kira kau tidak tertarik padaku karena istrimu tetapi dugaanku salah," ujsr Calista.

"Memang. Maaf lebih baik kau pergi sebelum istriku melepas cucu-cucuku untuk menerkammu," ucap Arvind sinis sebelum benar benar masuk ke dalam mobil mewahnya.

***

Begitu sampai kantor, Arvind langsung bergegas menuju ruangannya. Suasana kantor memang sudah sepi mengingat ini sudah lewat jam pulang.

"Di mana dia?" tanya Arvind pada 'Alex'.

"Dia berada di ruanganmu."

Saat Arvind hendak meraih knop pintu ruangannya 'Alex' menghentikannya dan memeluknya dari belakang.

"Ku harap kau baik-baik saja. Charly sangat berbahaya," ucapnya khawatir.

"Aku akan baik-baik saja Alexa." Arvind berbalik dan balas memeluk Alexa.

Alexa menganggukkan kepalanya dan Arvind pun memasuki ruangannya. Di sana, Charly berdiri di depan jendela kaca dan menatap pemandangan yang ada di depannya.

"Lama tidak bertemu Mr. Loeypark," sapa Charly tanpa membalikkan badannya.

Awalnya Arvind cukup terkejut karena Charly mengetahui nama belakang aslinya namun ia berusaha untuk tenang.

"Kau salah, nama belakangku Ashton bukan Loeypark dan aku yakin kau kemari bukan untuk berbasa-basi denganku,uu" jawab Arvind dingin.

"Kau lebih dingin dari dugaanku ternyata. Baiklah aku akan langsung saja. Bagaimana kabar cucuku?" tanya Charly.

"Tidak seperti yang kau harapkan Mr. Alazo," jawab Arvind dingin.

"Berarti dia baik-baik saja," ucap Charly.

"Ya dan kalau kau sampai menyentuhnya aku tidak akan tinggal diam," desis Arvind.

"Kau ayah yang baik," ucap Charly disertai smirknya.

Sedari datang Arvind tidak pernah melepaskan tatapan tajamnya dari Charly. Arvind bersumpah jika lelaki tua di hadapannya ini berani menyentuh siapapun di keluarganya maka Arvind tidak akan segan-segan menghabisi tua bangka itu.

"Baiklah aku hanya ingin menyapamu saja, aku pergi sampai bertemu 'lagi'," pamit Charly berjalan meninggalkan Arvind.

"Aku penasaran kenapa kau tidak langsung membunuhku begitu kita bertemu," ucap Charly saat berada di ambang pintu.

Be With You (after married)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang