Setelah insiden tak terduga malam itu, Lilla jadi sedikit menghindari kontak fisik dengan Minho. Lilla tidak akan membiarkan lelaki itu mendekatinya, sekalipun hanya ingin menegur atau bertanya sesuatu.
Minho ingin bertanya namun selalu gagal karena Lilla terus-terusan menghindarinya. Bahkan ketika di mobil, Lilla duduk di kursi penumpang. Dia bersikeras ingin duduk di sana dan tidak memperdulikan ancaman Minho.
Begitu pulang kuliah pun Lilla langsung masuk ke kamarnya dan tidak akan keluar lagi sampai besok. Lilla terlihat tidak makan ataupun minum, perempuan itu semalaman hanya mengurung diri di kamar.
Dan semua keanehan ini telah terjadi selama 3 hari di rumah. Minho semakin tenggelam dalam kebingungannya, dia terus-terusan menerka apa yang sebenarnya terjadi dengan perempuan itu.
Minho sungguh tidak tau apa yang telah terjadi, dia juga bukan cenayang yang bisa menebak dengan hanya menatap kedua mata Lilla.
"Hahhh...." Minho mendesah frustasi.
Sepasang manik teduhnya spontan melirik Lilla yang barusan keluar dari kamar. Perempuan itu hanya mencomot satu helai roti sebelum kembali ke kamarnya, meninggalkan Minho yang masih bingung dengan sikapnya.
"Lil." panggil Minho ketika sudah berada di dalam mobil.
Tidak ada sahutan. Lilla masih sibuk menatap layar ponselnya. Menghiraukan panggilan dan tatapan Minho.
"Lilla." panggil lelaki itu lagi.
Masih tidak ada sahutan.
Minho menarik nafas panjang. Minho semakin menajamkan sorot matanya ke arah Lilla yang manusianya masih enggan mengubrisnya. Minho mencoba mengumpulkan semua kesabarannya.
"Han Lilla!"
"Kenapa lagi, sih?!"
"Lo tuh yang kenapa." balas Minho dengan penuh penekanan.
"Lo kenapa jadi acuh gini sama gue?"
"Gue ada salah sama lo?"
"Berisik." Lilla merotasikan bola mata malas lalu kembali pada layar ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MDMH: Serendipity
Fanfiction⇢ ft. lee know ❝Jadi baby girl?!❞ Berawal dari iseng ingin mencari sugar daddy, kini keadaan mengharuskan Han Lilla bertahan dalam kehidupan baru yang penuh kerumitan. Mampukah ia bertahan dalam skenario unik yang Tuhan ciptakan untuknya? Highest r...