MDMH: Serendipity

36. Always, be with you

selamat ulang tahun lino!

Minho yang kebetulan sedang makan siang di luar dengan begitu saja pergi meninggalkan makanannya setelah Sungchan menelpon tadi.

Rekan kerja Minho menatap kebingungan, namun tidak sempat bertanya karena saking cepatnya gerakan Minho bergegas pergi.

Tenang saja. Di tengah perjalanan, Minho sempat meminta bantuan Chan untuk membayar makanannya. Setelah pulang dari rumah dan kembali ke kantor, Minho akan mengganti uang Chan.

Balik lagi pada kondisi Minho saat ini.

Saat ini Minho benar-benar gugup karena saking bahagianya, dia juga terharu, dan bahkan khawatir! Bercampur aduk! Minho tidak bisa mendeksripsikan secara detail bagaimana perasaannya kini. Tidak terpikirkan.

Yang Minho pikirkan saat ini hanyalah Lilla. Keadaannya.

"Sungchan!" panggil Minho begitu sampai di halaman depan. Minho bergegas masuk tanpa melepas sepatu, berlari menuju kamar. Dan sesaat sampai di ruang tengah, dia melihat Sungchan tengah berusaha menyadarkan Lilla dengan minyak kayu putih.

"Bawa Lilla ke mobil cepet!" titah Minho sebelum menutup semua pintu dan jendela rumah.

Sungchan langsung membopong Lilla, sedangkan Minho masih sibuk mengamankan keadaan rumah. Setelah semuanya dirasa aman, barulah dia menyusul ke depan.

"Kak, pintunya dikunci." Sungchan tidak bisa masuk karena mobil Minho masih terkunci.

"Oh iya!"

Sebelum pergi, Minho sempat turun demi menutup pagar. Setelahnya, barulah Minho menancapkan gas dan membawa mobilnya membelah jalanan kota yang tampak lenggang.

"Pegangin Lilla, nanti jatuh." titah Minho pada Sungchan. Lelaki itu duduk di kursi penumpang karena ingin menjaga Lilla agar tidak terjatuh.

"Hati-hati kak." pinta Sungchan yang agak takut karena Minho melajukan mobil dengan kecepatan penuh. Menyalip beberapa pengendara lain dengan cekatan.

Rumah sakit adalah tujuan utama Minho saat ini.