14. Asing, katanya

913 161 227
                                    

sebelum emosi dengan part ini, ayo tekan bintang dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

sebelum emosi dengan part ini, ayo tekan bintang dulu. ⭐️

"Jauhin dia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jauhin dia."

"Maksud lo apaan?"

"Iya, jangan temenan sama cowok tadi. Jauhin dia!" tegas Minho lagi.

"Dih? Kok ngelarang? Gue mau temenan sama siapapun itu hak gue."

"Iya gue tau. Tapi nggak untuk cowok itu!" Minho tiba-tiba berteriak.

"Gue nggak mau lihat dia lagi kesini, apalagi kalo sama lo!"

"Hak lo apa ngelarang-larang gue gitu hah?! Dia cuma temen gue, nggak usah lebay!" Kali ini Lilla yang berteriak.

"Jangan karena lo suami gue, lo jadi ngerasa punya hak untuk ngatur-ngatur gue!"

"Lah bukannya hak suami memang gitu?! Lo sebagai istri harusnya nurut! Ini juga demi kebaikan lo!"

"HAHAHAHAHA." Suara tawa Lilla sedikit mengagetkan Minho.

"Lucu banget sih lo." desis Lilla sambil tersenyum sinis, lalu tak lama dari itu senyumannya memudar.

"Di sini cuma lo yang nganggep serius pernikahan ini, sedangkan gue nggak."

"Gue bahkan nggak terima pernikahan ini dan nggak pernah nganggep lo sebagai suami gue!! Lo lupa? Pernikahan kita ini terjadi karena paksaan kak!"

"Gue nurut sama lo cuma karena kontrak gue masih ada di lo," Lilla mengertakkan giginya, "jadi tolong, jangan bertingkah lebih dari itu. Sekarang ini kita cuma perlu jalanin hidup masing-masing, sekalipun kita udah nikah."

Jeda sejenak. Lilla mengambil oksigen terlebih dulu.

"Empat bulan setelah ini, kita bakal pisah. Gue bakal gugat lo cerai apapun yang terjadi. Gue nggak peduli mau lo setuju apa nggak, gue tetep mau pisah!"

"Gue nggak tahan sama kebohongan ini. Gue mau bebas! Persetan dengan status gue yang bakal jadi janda!"

Minho bungkam, tak ada satu kata pun yang dapat mengekspresikan perasaannya kini. Dia benar-benar tak menyangka dengan apa yang barusan dia dengar.

MDMH: Serendipity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang