Extrapart: It's was Us

255 26 62
                                    

Kita dulu pernah setakut itu kehilangan.

Di salah satu koridor fakultas teknik, terlihat ada seorang pemuda tampan yang sedang bersandar pada dinding pembatas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di salah satu koridor fakultas teknik, terlihat ada seorang pemuda tampan yang sedang bersandar pada dinding pembatas. Dari kejauhan hadirnya pemuda itu terlihat mencolok, dia menarik perhatian banyak orang dengan kemeja flanel berwarna biru laut serta kaos yang juga berwarna satu tone dengan kemejanya.

Semenjak pemuda itu tiba di koridor dirinya sudah menjadi bahan lirikan orang-orang yang melaluinya. Dia mencoba menghiraukannya. Kedua matanya hanya fokus menuju benda persegi empat itu sedangkan salah satu tangannya berkunci pada saku celana.

Rambut pemuda itu tebal, hitam pekat, tertata rapi namun tidak menghilangkan kesan stylish. Bola mata pemuda itu indah di dalam bentuk wajahnya yang tegas. Beberapa orang yang berlalu diam-diam curi pandang pada dirinya. Tubuhnya ramping juga tinggi, dan jeans berwarna hitam yang dia kenakan saat ini menambah kesan jenjang pada kakinya.

Jika dilihat lagi dari ujung koridor, sosok yang sedang berdiri itu terlihat sangat sempurna.

Semua tahu dan setuju kalau pemuda itu memang tampan dan sulit untuk dimiliki.

Ingin menyapanya saja rasanya sungkan. Ini bukan karena pemuda itu tidak ramah, melainkan, takut kalau sapaan itu malah menjadi boomerang tersendiri.

Ditatap oleh lelaki tampan seperti Hwang Hyunjin bukanlah hal yang baik.

Terlebih lagi mengingat jika Hwang Hyunjin itu merupakan kekasih orang.

Sangat beruntung jika membayangkan sang kekasih yang dapat tiap hari menerima cinta seorang Hyunjin.

Memiliki kekasih sebaik Hyunjin adalah impian setiap perempuan. Hyunjin memiliki segala hal yang diinginkan perempuan ketika menjalin suatu hubungan.

Paras yang tampan, baik, pintar, setia, good attitude, pengertian, romantis– ah, rasanya sulit jika harus disebutkan satu-satunya.

Intinya, Hyunjin itu sangat boyfriend material.

Kadang kali terbesit pikiran jahil di otak-otak perempuan pengagum Hyunjin yang sangat juga ingin memiliki Hyunjin. Mereka seringkali memancing jiwa bejat Hyunjin, namun sayangnya, balik lagi, Hyunjin itu setia.

Ya... antara setia dan bucin memang tidak jauh berbeda.

Hyunjin selalu memegang janjinya dimana dirinya akan selalu mencintai Han Lilla.
Sosok perempuan yang sudah Hyunjin cintai sejak satu tahun lalu.

"Hei." Suara hangat itu menyapa lembut Hyunjin. Kedua ujung bibir Hyunjin melengkung, itu membentuk senyuman manis yang menjadi balasan untuk sapaan yang diucapkan oleh perempuan yang sejak tadi Hyunjin tunggu kehadirannya.

"Maaf, nunggu lama, ya?" ucap perempuan itu yang tidak lain dan tidak bukan adalah Lilla.

"Aku baru sampe kok." bohong Hyunjin. Padahal, sudah setengah jam lalu dirinya berdiri di depan kelas Lilla.

MDMH: Serendipity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang