43. Should I?

301 50 150
                                    

"Aku masih nggak ngerti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku masih nggak ngerti." Monolog singkat Lilla mengundang lirikan Minho. Lelaki berparas aktor itu memperhatikan istrinya lamat-lamat. Wajah polos yang tampak pucat menjadi pemandangan pertama sewaktu dirinya membuka mata. Minho memajukan bibirnya hingga sempurna mendarat pada bibir perempuan di hadapannya.

"Pagi-pagi udah ngomel aja."

Minho mulai mencari posisi enak. Minho mengangkat sebelah kakinya untuk menjadikan Lilla sebagai bantal guling. Setelah selesai memblokir akses gerak Lilla, Minho pun merapatkan jarak antara dirinya dan Lilla dengan cara mendekap erat perempuan itu.

Benar-benar tidak ada jarak. Hingga keduanya bisa merasakan aroma khas tubuh masing-masing.

Minho maskulin, sedangkan Lilla manis.

Dan kalau Minho sudah seperti ini, itu artinya dia akan melakukan cuddle. Sebuah rutinitas sewaktu bangun pagi.

"Kak, normal nggak, sih, kalo aku kepikiran soal kemarin malem?" Lilla menghela nafas. "Aku, aku cuma nggak habis pikir kenapa aku bisa ngalamin hal yang di luar nalar aku."

"Aku ngeliat wajah aku di wajah Jea, Kak. Bayangin..."

"Selain itu, aku ngeliat sosok aku."

"Kamu, Bunda, temen-temen aku, semua. Aku bingung, kenapa bisa? Mereka semua siapa?"

"Udahlah sayang." tanggap Minho sambil mengusap-ngusap kepala Lilla. "Kamu mungkin cuma berhalusinasi doang. Mungkin aja kemarin kamu terlalu kecapekan, ditambah lagi berhadaan dengan tragedi Jea yang bikin kamu jadi stress ngadepin keadaannya."

"Atau jangan-jangan aku cuma lagi berkaca dengan tragedi yang juga hampir kejadian sama aku?" pikir Lilla.

"Nah, bisa jadi. Kamu ngalamin dua kali malahan. Dan tentu ini bikin trauma batin."

Minho mengusap pipi Lilla yang sempat banjir airmata tadi malam.

"Udah. Jangan terlalu dipikirin, ya? Takut nanti malah ngaruh sama anak kita."

Jawaban yang tidak cukup membuat Lilla puas. Lilla masih penasaran dan dibuat bingung sendiri dengan kejadian tadi malam.

Lilla takut. Takut dengan sosok yang dirinya lihat. Dia siapa? Kenapa mirip dengannya? Kenapa juga semua yang terjadi persis mirip dengan kehidupannya sekarang?

"Eummm." Lilla tiba-tiba bergumam cukup panjang. "Itu."

"Hm?"

Di saat dirinya tengah memikirkan hal kemarin malam, ada satu hal lagi yang tiba-tiba datang, menambah beban pikiran Lilla.

MDMH: Serendipity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang