08. Nyaris

1.2K 181 296
                                    

sebenernya belum mau update, tapi karena serendipity dpt rank 1 di #lino akhirnya aku memutuskan untuk update, ayo tekan bintangnya dulu bebs😭

sebenernya belum mau update, tapi karena serendipity dpt rank 1 di #lino akhirnya aku memutuskan untuk update, ayo tekan bintangnya dulu bebs😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nanti malem datang nggak ke pesta pernikahannya manager Choi?" Chan membuka suara setelah hening cukup lama di meja itu.

Changbin menguyah makanan yang masih ada di mulutnya sebelum berkata. "Gue datang," jawabnya sambil melirik dua temannya, "kalian?" tanyanya balik.

Chan berdehem pelan. "Gue gak tau sih bisa dateng apa nggak. Karena nanti malem gue mau nemenin si pacar shopping."

"Pacaran terus, ngeseriusinnya kapan." cibir Changbin yang tak merasa berarti dosa sama sekali.

"Sendirian terus, ada pacarnya kapan." balas Chan yang tak mau kalah.

Changbin tertawa cukup keras lalu kemudian kedua matanya melirik Minho yang sejak tadi hanya menyimak. Changbin tertawa dengan wajah mengejek sambil kembali mencibir.

"Nunda terus, punya anaknya kapan."

Mendengar cibiran itu, Minho langsung memberikan tatapan mautnya kepada Changbin, dan itu berhasil membuat Changbin kicep. Lelaki itu segera menundukkan pandangannya, tak berani beradu tatap dengan Minho tatapannya setajam silet.

"Lo sindir soal anak sekali lagi, gue goreng lo pake minyak panas." ancam Minho serius.

"Aww ada psikotes!" rengek Changbin dengan wajah tambok-able.

Dug!

Minho menendang dengkul lelaki itu dengan ekspresi dingin. "Jangan mancing gue untuk buat kerusuhan di kantin." serunya tajam. Minho sedang sensitif teman-teman.

"Awww tatutttt." Changbin masih mengeyel.

"Om Lino nyere—EH IYA ANJIR NGGAK LAGI, NGGAK LAGI SUMPAH!" pekik Changbin panik ketika melihat Minho tiba-tiba beranjak berdiri.

Jika Minho sudah berdiri, artinya Changbin sedang dalam bahaya. Ya, meskipun bahaya itulah memang sengaja dicarinya.

"Hahahaha." Chan gelang-geleng melihat kelakuan random dua temannya itu. Mereka berdua memang tidak pernah akur, tidak pernah serius dan susah sekali diajak ngobrol baik-baik.

Selalu ada saja penghalangnya. Baik itu dari Changbin ataupun dari Minho sendiri.

"Btw, lo datang nggak?" sela Chan sambil melirik Minho sekilas.

"Gue datang," jawab Minho, terdengar deheman pelan, "gue harus ajak baby—istri gue nggak menurut kalian?" ralatnya cepat.

"Ya ajak aja lah, sekalian kenalin sama temen-temen kantor." jawab Chan, memberi saran

Changbin mengangguk setuju.

"Biar para Cetil tau kalo lo udah beristri." timpalnya.

"Cetil apaan?" tanya Chan yang tidak paham dengan maksud Changbin.

MDMH: Serendipity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang