17. Tamu Tak Diundang

976 154 214
                                    

haii aku update lagi! jangan lupa ramein part ini ya. aku tunggu notifnya🥰

eum, ada yang debut hari ini lho, hayo tebak siapa😌

eum, ada yang debut hari ini lho, hayo tebak siapa😌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ting~Tong~!

"Biar gue aja." kata Minho cepat begitu Lilla hendak berdiri.

Alasan Minho menawarkan diri sangat sederhana, yaitu karena Lilla sedang makan.

Menurut prinsip Minho, makanan yang sudah dimakan tidak boleh tinggal dan harus segera dihabiskan.

Saat Lilla kembali melanjutkan acara makannya, tak lama dari itu dia dikagetkan dengan kembalinya Minho yang berlari dengan terburu-buru.

"Kenapa??!"

"Ada bunda sama ayah gue di depan!"

Setelah mengetahui penyebab gusarnya Minho, Lilla pun ikut berdiri dengan raut wajah yang tak kalah gusarnya.

"Seriusan?!! Kok mereka nggak ngabarin dulu?!"

Lilla dan Minho tentunya tidak akan membiarkan orangtua itu melihat betapa kacaunya keadaan rumah— lebih tepatnya semenjak keduanya sering bertengkar belakangan ini. Semuanya menjadi tak terurus.

"Nggak tau juga!"

"Lo buruan beresin ruang tengah, biar gue yang beresin dapur, oke?!" perintahnya sebelum berlari menuju dapur.

Lilla mengangguk cepat. Sebelum mulai memberesi ruang tengah, Lilla terlebih dulu mengunci kamarnya. Seusai itu barulah Lilla memunguti bungkus makanan dan kaleng minuman, bahkan dia menata rapi buku-buku yang berserakan di sekitar sana.

Keadaan Minho di dapur pun tak jauh berbeda dengan keadaan Lilla di ruang tengah. Mereka berdua sama-sama dikejar waktu.

"Udah?"

"Udah!"

"Lo buruan kesini!" suruh Minho, Lilla pun menuruti permintaan lelaki itu. Karena ditekan oleh situasi yang mendesak, keduanya sampai lupa jika sedang tidak begitu akur.

"Kalian darimana aja, sih? Ini kita daritadi nunggu disini tau!" omel bunda sewaktu Minho membukakan pintu.

"Hehehe." Minho menyengir layaknya seorang bocah lalu setelahnya dia kembali bergumam.

"Biasa bund, pengantin baru."

"Iya, 'kan, sayang?"

MDMH: Serendipity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang