Extrapart: Unexpectedly

185 21 36
                                    

Cinta tumbuh karena terbiasa. Maka dari itu mencoba mencintai adalah caranya.

"Yang merasa tugasnya belum mendapatkan paraf saya, harap segera meralat hasil desain dan mengumpulkannya kembali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yang merasa tugasnya belum mendapatkan paraf saya, harap segera meralat hasil desain dan mengumpulkannya kembali. Saya sudah memberikan waktu cukup banyak, juga menjelaskan detail mengenai materinya, jadi, saya tidak akan menjelaskan kembali materi tersebut untuk memberikan feedback dari kesalahan kalian."

Suara tegas milik Miss Dayeon mengelilingi isi kepala Lilla. Lilla rasanya ingin mengganti kepala karena saking penuhnya isi di dalam kepalanya saat ini.

Tugas kuliah maupun perseteruan organisasi menjadi alasan utama, belum lagi masalah semangat yang tidak kunjung membara dan makin menipis. Dunia perkuliahan sangat membosankan dan melelahkan akhir-akhir ini.

Banyak hal yang berubah semenjak kandasnya hubungan dengan orang lama. Lilla tidak menyangkal kalau dirinya jadi lebih kehilangan minat dalam semua hal.

Lilla butuh waktu untuk pulih, namun, waktu yang telah terbuang sudah cukup lama... jadi, kapan Lilla akan benar-benar merasa bebas dari gulungan awam hitam itu?

"Suntuk banget keliatan akhir-akhir ini perasaan." tegur teman dekat Lilla– Seo Jeanne atau akrab dipanggil Jea.

Jea memperhatikan Lilla dengan tatapan selidik. Mencari tahu melalui sorot mata Lilla. "Ada masalah lagi?" tanya Jea sekaligus menebak.

"Nggak ada, sih." jawab Lilla dengan helaan nafas. Lilla menggaruk kepalanya tidak gatal. "Gue lagi suntuk banget. Kayak muak dengan semua. Kuliah gue juga jadi beratakan nggak jelas tujuannya."

"Nah lho, kok bisa begitu?"

"Kalo gue tau juga gue nggak mungkin begini."

Mendengar balasan itu Jea pun mendecih. Jea tersenyum geleng-geleng melihat teman dekatnya itu tampak gusar sendiri.

Lilla menidurkan kepalanya ke atas meja. "Arghhh." Lilla menggeram pelan sambil memegangi kepalanya. Aksinya ini sontak membuat Jea kaget dan terheran-heran.

Tanpa mengangkat kepalanya, Lilla menaikkan pandanganya menuju Jea.

"Gue capek kuliah anjir, pengen cepet-cepet kaya aja rasanya!"

"Jadi baby girl aja sana lo, terjamin pasti hidup lo, enak lagi hahaha."

Lilla mengerutkan dahinya, merasa bingung dengan salah satu kata di kalimat Jea. Di detik berikutnya Lilla mengangkat kepalanya, menghadap Jea dengan tatapan serius.

"Emangnya bakal kerja apaan?"

"Baby girl?"

"Iya itu."

"Enak-enak pokoknya, jalan-jalan, nemenin sugar daddy lo ke acara, nememin chat. Udah gitu doang, ATM lo bakal penuh terus."

Mata Lilla spontan membulat begitu mendengar penjelasan singkat Jea barusan. "Anjirr seriusan?? Kalo gitu gue maulah!" seru Lilla yang langsung tertarik.

MDMH: Serendipity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang