12. Panik!

1K 164 238
                                    

Praankkk!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Praankkk!!

Lilla tidak sengaja menyenggol gelas akibat dirinya terlalu lincah di dapur. Gelas itu pecah hingga berkeping-keping, dan untungnya itu bukan gelas kesayangan Minho.

"Lama-lama abis gelas di rumah ini kalo tiap hari gue mecahin satu gelas terus." oceh Lilla pada dirinya sendiri.

Dapur bukan tempat yang bagus untuk dirinya.

"Hm tadi gue udah kasih garam belum, ya?" Lilla bermonolog. Saat ini Lilla sedang mencoba membuat bubur.

Yah... meskipun Lilla sudah tahu jika bubur buatannya tidak akan seenak bubur buatan chef Lee Minho.

Daripada bingung, Lilla pun memasukkan garam dua sendok teh ke dalam panci itu. Setelah diaduk beberapa kali barulah Lilla menyajikan bubur itu untuk dimakan sebagai sarapan pagi ini.

Jika bubur buatannya ini enak, dia berencana membagikannya pada Minho—

"PFTTT, ASIN BANGET GILAK!" Lilla reflek mengeluarkan sendok itu dari mulutnya.

Lilla termenung menatap mangkok bubur itu dengan tatapan kecewa, dia tidak menyangka jika rasa buburnya bisa seasin ini.

Padahal Lilla hanya menambahkan dua sendok garam, seperti yang Minho beritahu waktu itu.

"Fix, ini gue gak sengaja nambahi 4 sendok garam ini mah." simpulnya.

"Hahhh..." Lilla menghela nafas kecewa.

Daripada darahnya naik menjadi tinggi, Lilla memilih untuk tidak memakan bubur itu. Lilla juga tidak akan memberi bubur itu pada Minho.

Bisa-bisa Lilla kena ejek.

Ting!

Ayen:
|Lil, gue udah di depan.

|Masuk bentar Yen,
gue lagi beres-beres dapur
read.

Ayen:
|Oke.

Tak lama itu Jeongin menunjukkan dirinya. Lelaki itu langsung pergi menuju kulkas. Sepertinya dia haus.

"Gue minta minum ya."

"Iya, iya."

Kedua pupil Jeongin bergulir melirik Lilla sejenak. Jeongin melangkah mendekati Lilla, melihat apa yang sedang dia lakukan.

"Lo abis masak?"

"Iya tadi."

Jeongin tidak sengaja melirik panci berisikan bubur tadi. Lalu setelahnya Jeongin melebarkan kedua pupilnya bahagia.

MDMH: Serendipity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang