31. Change, who?

709 93 168
                                    

Pagi-pagi sekali Lilla sudah bangun, mandi serta menyiapkan sarapan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi-pagi sekali Lilla sudah bangun, mandi serta menyiapkan sarapan. Dan terpenting dia sudah berpenampilan cantik.

Bukan tanpa alasan dirinya jadi over begini. Yah... apalagi kalau bukan gara-gara Minho?

Lilla menyadari jika dirinya telah jatuh cinta dengan Minho. Tepatnya sejak malam dimana dirinya dan Minho hujan-hujanan. Darisana perasaan dan benih-benih cinta mulai tumbuh. Semuanya kian pekat kala Minho mengungkapkan semua alasan dibalik dia menerima perjodohan itu.

Mempercayai Minho adalah pilihan terbaik yang Lilla ambil. Lilla tidak menyesal mempercayai Minho untuk dirinya.

Cup!

"Pagi sayang." sapa Minho sambil tersenyum. Sangat manis. Bahkan gula di dapur kalah manis dengan senyuman Minho.

"Pagi juga."

Sembari menunggu Lilla meletakkan sarapan, Minho memanfaatkan waktu untuk merapikan dasi dan kemejanya.

Minho itu selalu terlihat tampan ketika pagi. Wajahnya tampak segar dengan gaya rambut middle-parted. Tubuh gagah Minho yang terbalut rapi dengan pakaian kantor menjadikan penampilannya makin tumpah-tumpah.

Benar-benar paket komplit.

Tiap pagi sapaan manis serta kecupan hangat tidak Minho lupakan. Lilla terkadang kewalahan menghadapi tingkah Minho yang merepotkan hati.

Lilla sibuk menyeduh kopi, Minho sibuk menciumi leher Lilla. Lilla sibuk membuat sarapan, Minho sibuk memeluki pinggang Lilla. Mengikuti kemana Lilla pergi. Bergelanjutan layaknya anak monyet.

Lilla tidak bohong. Itulah yang selalu Lilla dapat setiap pagi. Sangat manis, bukan? Tentu. Oh, jangan tanyakan bagaimana tingkahnya ketika malam hari.

Satu kata, meresahkan.

"Selai coklatnya habis. Pake yang strawberry dulu, ya? Nanti abis bersih-bersih rumah aku beli di minimarket."

"Iya, nggak papa."

Lilla meletakkan cangkir kopi itu di dekat Minho. Lalu mengambil roti bakar dan ikut makan di samping Minho dengan damai.

Mungkin karena saking mulusnya kode itu, Minho sampai tidak sadar kalau perempuan di sampingnya ini sedang menunggu pujian darinya.

Poor Lilla, karena saat ini Minho sedang lemot.

Minho tidak menyadari jika penampilan Lilla
pagi ini lebih cantik dari biasanya. Yang awal aut-autan dengan iler dimana-mana, kini sudah berpenampilan lebih cantik.

Ikatan rambut ponytail bawah membuat penampilan Lilla terlihat lebih segar. Riasannya tipis namun tetap flawless dan menyegarkan. Terlebih lagi parfum yang Lilla pakai. Menambah kesan segar di pagi hari.

"Sayang, aku pergi dulu, ya." pamit Minho sambil mengecup kening Lilla.

"Iya, hati-hati di jalan." balas Lilla dengan wajah masam.

MDMH: Serendipity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang