28. You Get Dejavu?

603 95 184
                                    

halooo aku update lagi nih. jangan lupa vote sama komen ya. happy reading<3

 happy reading<3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bruk!

Wajah Lilla nyaris saja mencium pagar rumah. Jika Lilla tidak sigap menahan tubuhnya, mungkin pagar itu akan kehilangan kesuciannya hari ini.

"Nyaris buat celaka aja lo ish!" omel Lilla pada sepedanya.

Rantai sepedanya mendadak lepas. Untung saja rantai itu lepas ketika Lilla telah sampai di depan rumah. Tidak bisa dibayangkan jika rantai itu lepas saat Lilla masih berada di tengah jalan.

Bisa-bisa Lilla harus berjalan sambil mendorong sepeda bututnya.

Sepedanya memang sudah tidak menarik lagi. Tapi bagaimanapun juga, Lilla tetap menyayanginya. Sepeda itu Lilla dapatkan dari neneknya. Tepatnya sewaktu dirinya mendapat peringkat kelas.

Lilla bahagia bukan main. Tapi sayangnya, kebahagiaan itu tidak berselang lama karena beliau tiba-tiba menghembuskan nafas terakhirnya.

Itu membuat Lilla sedih, sangat sedih. Lilla sempat tidak ingin menyentuh sepeda itu. Tapi lambat laun, lukanya perlahan memudar dimana Lilla kembali memakai sepeda itu sampai detik ini.

Oke, balik lagi pada keadaan Lilla. Saat ini perempuan itu sedang berkacak pinggang. Lilla menghela nafas malas setelah melihat motor itu. Motor Minho yang sering dipakai oleh Sungchan untuk berkerja.

"Udah balik pula si kloningan."

Pemuda Lee itu tengah berada di dapur, tampak sedang mencari sesuatu. Dia sempat melirik Lilla namun Lilla membuang wajahnya dan menyelonong begitu saja.

"Roti tadi mana?"

Saat mendengar suara itu, Lilla mengurungkan niatnya masuk ke dalam kamar.

"Roti tadi pagi?"

Sungchan manggut-manggut.

"Oh. Rotinya udah gue makan semua."

"Lahh."

"Kok lo makan semuanya, sih?"

"Lah emangnya kenapa?" balas Lilla sengit. Dia kembali menuju dapur.

"Tadi lo mau langsung cabut, kan? Makannya gue habisin semuanya."

"Gue cabut duluan, bukan berarti gue nggak mau roti itu!"

"Lo tau, kalo kak Lino beliin roti itu untuk gue kemarin!"

"Dan sekarang lo malah makan semuanya?!"

Sungguh di luar dugaan.

Lilla benar-benar tidak mengerti Sungchan. Lelaki itu sulit ditebak. Sikapnya mudah berubah-berubah, mudah marah dan terlalu frontal. Dan Lilla tidak suka dengan ketiga sifatnya itu.

Lilla jadi curiga jika Sungchan sebenarnya adalah kaumnya, maka dari itu dirinya susah dimengerti.

"Gue lagi nggak mau ribut."

MDMH: Serendipity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang