15 - Part Time.

74 19 10
                                    

Ingatkan jika ada typo ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ingatkan jika ada typo ya..
Happy reading ♡

✩&💬
.
.
.

"Pengen deh ke rumah Mina kek kemaren-kemeren itu iih." Bilang Chandra.

Membuat yang lain hanya geleng-geleng. Mereka- Renjun, Chandra, Sakura, Yuqi, Lucas, Mina serta Mark sekarang ini lebih leluasa untuk bersama.

Felix sudah tidak terlihat mengganggu Mark lagi. Mungkin karna Mark sudah di cap sebagai mainan Dejun.

Sedangkan Dejun sendiri suka hilang entah kemana. Tebakan mereka sih, mungkin saja sedang merokok di suatu tempat atau mungkin sudah pergi ke club.

Iya, club! Mereka kan sudah pulang sekolah sekarang. Jadi, opsi itu bisa saja benar.

"Pengen sih. Tapi kita udah kelas 12. Lebih banyak tugas anjir!" Sahut Yuqi.

"Bener. Mumet ini kepala!" Timpal Lucas seraya memegang kepalanya. Sok pusing!

"Eh, tapi kalian merhatiin gak? Si Dejun kayak nya takut sama Mas Yuta gak sih? Kakak lo!" Tanya Chandra seraya menunjuk wajah Sakura sambil berjalan mundur.

"Iya sih. Lucu bener anjir wajah nya! Kek liat setan!" Seru Renjun lalu tertawa cukup nyaring.

Tidak masalah dengan orang-orang yang memperhatikannya saat ini. Menistakan tuan muda itu lebih menyenangakan.

"Padahal Mas Yuta baik loh." Bilang Mina lalu menyenggol lengan Sakura.

"Iya! Kakak gua baik kok. Lembut kek pantat bayi." Sahut Sakura.

"Hooh! Mas Yuta itu asik kok!" Seru Chandra menambahi.

"Hati-hati nanti nabrak atau jatuh." Mark memperingati Chandra.

Chandra sih santai saja. Dia tetap saja jalan mundur. "Nyante Mark. Santai aja. Biasa gua mah begini." Sahut Chandra.

Tapi, belum sampai 1 menit peringatan dari Mark meluncuru dari mulutnya. Chandra sudah menabrak sesuatu.

Sepertinya sih manusia. Tinggi sih sepertinya.

Yang lain sih sudah menahan tawa saja. Beda lagi dengan Chandra. Laki-laki itu malah bersiap untuk mengomel.

"Lo-" kalimat Chandra terhenti di ujung bibir saat melihat keberadaan pria bertubuh tinggi, berpalaian rapi, tidak lupa kaca mata yang melelat di wajahnya tengah tersenyum ke arahnya.

"Mahendra Chandra Utama, yang katanya bukan anak pertama melainkan anak bungsu. Benar?" Pria itu mengangkat sebelah alisnya.

"Eh, pak Briyan. Ganteng bener pak hari ini. Padahal udah pulangan." Bilang Chandra sambil mencengir.

"Saya udah mendengar pujian itu 2 kali loh. Dari Dejun sama kamu." Bilang pak Briyan.

"Haduh pak. Kalau Dejun itu asal ceplos aja pak. Saya mah ikhlas dari hati yang paling dalam. Percaya kan pak?" Chandra dengan santai nya menaik turunkan alisnya.

Goresan Sketsa | Mark Lee✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang