Ingatkan jika ada typo.
Happy reading ♡✩&💬
.
.
.Mba Wendy menggenggam tangan Mina. Bahu perempuan itu terlihat masih bergetar. Memang sih tidak menangis lagi, tapi Mba Wendy tau. Mina pasti sangat shok.
Kak Johnny, Mas Dimas, dan Dejun memilih untuk ikut mendengarkan juga. Mereka berdiri tepat di belakang Mba Wendy dan Mina. Dari pada ribet, akhirnya di iyakan saja oleh Mba Wendy.
Oh iya, Pak Dani beliau pergi. Mina tidak tau jelas nya kemana beliau pergi. Tapi saat di tanya kepada Dejun, laki-laki itu malah menyahuti, "lagi nuntasin misi penyelamatan dunia dia." Dan karna jawaban itu pula Dejun berhasil mendapatkan satu bogeman di kepala, eklusif dari Mina.
Hingga dokter itu duduk di hadapan mereka sambil melepaskan kacamatanya. Dokter itu menoleh pada tiga pria yang berdiri di belalang Mba Wendy dan Mina dengan raut wajah yang sama-sama khawatir.
"Saya perlu izin, untuk mengoprasi pasien. Tapi, sebelum itu ada hal serius yang perlu saya tanyakan. Ini bisa jadi menjadi penjamin, apakan operasi ini akan berhasil atau tidak." Dokter itu bersuara lebih dahulu, setelah menyiptakan hening beberapa saat yang lalu.
Operasi ya? Mba Wendy pasti akan mengusahakan apapun itu. Tapi, masalahnya adalah bahkan Mba Wendy tidak punya uang. Satu-satu nya simpanan nya untuk membayar wisuda.
"Saya mohon dok, selamatkan ponakan saya. Saya cuma punya dia begitu pula sebaliknya. Tolong dok." Mba Wendy memohon, bahkan dia tau bahwa dokter itu belum benar-benar tuntas berbicara.
"Saya pasti akan melakukan yang terbaik untuk pasien. Tapi, keadaan pasien memang separah itu. Agaknya kepalanya terbentur begitu keras. Dan setelah di periksa, sebelum kami benar-benar menindaklanjutkannya, kami menemukan bahwa dia hanya mempunyai satu ginjal." Dokter itu menjelaskan. Walau sebenarnya agak berbelit, tapi Mina tau sang dokter hanya mencari kata yang tepat sekira nya pas ketika di dengar.
Mba Wendy terlihat biasanya saja. Tapi, tidak dengan Mina ataupun tiga pria yang tengah berdiri di belakang mereka. Keempat anak manusia itu sama-sama terkejut.
"I-iya sih benar. Sejak satu setengah tahun yang lalu dia hidup hanya dengan satu ginjal." Mba Wendy membenarkan diagnosa sang dokter. Dengan begitu terlepaslan tautan tangan antara Mba Wendy dan Mina. Sebab Mba Wendy meremat jemari nya sendiri.
Makin terkejutlah keempat anak manusia itu atas kenyataan yang benar-benar baru mereka ketahui.
"Satu setengah tahun yang lalu, dia mendonorkan ginjal nya. Selama ini dia bertahan dan terlihat baik-baik aja dok." Mba Wendy menyambung kalimatnya membuat dokter itu mengheka nafas.
"Lalu kenapa dengan tubuhnya. Dia cukup memiliki banyak lebam. Dengan satu ginjal saja sangat beresiko untuk di operasi dan lebam-lebam itu pasti akan sangat susah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Goresan Sketsa | Mark Lee✔
Fanfiction-Tentang sang senja yang mengharapkan mentari pagi- Bagi Mark, Mina adalah segalanya. Segala sesuatu yang tidak dapat ia definisi kan dengan kata-kata sederhana. Baginya Mina terlalu berharga. Menurut Mark, cukup dengan melihat gadis-nya bahagia, it...