03 - Pelan-pelan aja:)

107 39 9
                                    

Ingatkan jika ada typo yaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ingatkan jika ada typo yaa...
Happy reading ♡

✩&💬
.
.
.

"Loh? Mark gak mampir dulu gitu?"

Mina menggeleng pelan saat mendengar pertanyaan kakak ke-tiganya itu.

Tidak memperdulikan kakaknya yang menatap nya dengan penuh tanda tanya, Mina langsung saja menaiki tangga. Menuju ke kamar nya yang terletak di lantai dua.

Sejujurnya, suasana menjadi agak canggung setelah ia mengucapkan kalimat yang dia sendiri pun tidak mengerti.

Memang dirinya ataupun Mark memiliki hubungan khusus. Tapi, sejak awal Mina menganggap bahwa Mark hanya membantunya untuk move on.

Sebenarnya Mina tau betul tentang perasaan Mark. Tapi, dia hendak menepis itu.

Lagipula mereka sudah berteman cukup lama. Mina tidak mau hubungan pertemanan nya menjadi runyam karena perasaan itu.

Dan, Mina tidak mau menyakiti Mark. Karena, jujur Mina sendiri masih menyukai Arjuna.

Arjuna adalah suatu kenangan indah yang sangat sulit di lupakan.

Mina merebahkan tubuhnya di atas kasur. Menatap langit-langit kamar yang ia pasang beberapa stiker gold in the dark berbentuk bintang.

Arjuna dan Mark itu jelas berbeda. Meski begitu mereka berdua memiliki tempat tersendiri di hati Mina. Mereka orang berharga.

Ok, baiklah salahkan Mina yang sangat tidak peka terhadap perasaan nya sendiri.

Mari jujur terhadap perasaan. Mina begitu merasa nyaman dan aman jika di dekat Mark. Tapi, perasaan seperti itu tidak bisa di lafalkan bahwa Mina menyukai- maksudnya mencintai Mark bukan?

Sudahlah. Sekarang rasanya kepala Mina mau pecah. Uh, bagaimana ia akan menghadapi Mark besok hari.

"AAARGH!!!"

Mina menjambak rambutnya dengan frustasi dan berteriak sekeras mungkin.

Dia butuh pelampiasan. Jadi dia berteriak saja. Tapi, dia lupa rumah ini di huni oleh beberapa orang, tidak ia sendiri!

"EH DEK! KAMU KENAPA?! GAK LAGI KESURUPAN KAN?!"

Itu kak Jeffry. Pria jangkung itu berlari terpogoh-pogoh. Dan sekarang berdiri di depan kamar Mina dengan wajah khawatir.

Ya, benar-benar sekhawatir itu. Ekspresi nya itu sungguhan tidak di buat-buat.

Mina malah mengernyit. Mengerjapkan matanya sebanyak dua kali. Lalu tangannya turun tidak lagi menjambak rambutnya.

"Haduuh, kamu ngapain sih dek bikin jantungan." ucap kak Jeffry dengan penuh khawatir.

Mina yang bingung hanya bisa mengulum bibirnya. Dia juga bingung mau menjelaskan bagaimana.

Goresan Sketsa | Mark Lee✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang