46 - Mark pergi, tapi gak untuk selamanya.

82 15 6
                                    

Haay

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haay... Aku double update nih.
Sengaja, khusus karna Haechan ultah.
Maaf ya agak malam nih, hehe.
Ingatkan jika ada typo yaa...
Happy reading ♡

✩&💬
.
.
.

"Na!"

Mina menoleh ketika merasa nama nya di panggil. Dan itu adalah Felix. Laki-laki itu sudah tidak menampakkan diri nya sejak lama. Mungkin lebih dari setengah bulan.

Mina hanya diam. Sejujur nya, ada rasa tidak suka ketika Mina melihat laki-laki itu. Sejujur nya, Mina tidak pernah berharap bisa melihat laki-laki ini. Sebab, bayang-bayang akan Felix yang memukuli Mark masih menghantui Mina.

Felix berlari menghampiri Mina agak tergesa. Dia tidak tau ini benar atau tidak. Tapi, menurut Felix buku sketsa ini berhak berada di tangan Mina.

Yaah... Felix sudah memikirkan ini sejak jauh-jauh hari.

Sebab menurut nya, sebagian besar perasaan Mark mungkin saja belum tersampaikan pada Mina. Dan Felix yakin mungkin Mina memerlukan ini.

"Mina," Felix memanggil lagi sebab Mina belum merespon sama sekali.

Namun, alih-alih menyahuti. Perempuan itu hanya mengangkat alis nya.

Felix terdiam di hadapan Mina. Dia hanya menunduk, sebab ia paham posisi nya. Dia tau Mina pasti membenci nya.

"Ada yang mau gua kasih." Ujar Felix, diam-diam tangannya mengerat untuk memegang buku sketsa.

Mina masih tidak menjawab. Tapi mata nya menatap Felix seolah menunggu kalimat berikut nya.

Kemudian, Felix menyodorkan buku sketsa tersebut. Membuat Mina kebingungan dengan alis terangkat.

"Apa?" Tanya Mina, sebab Felix tidak bersuara setelah nya.

"Ini punya Mark. Gua pikir lo berhak megang ini." Sahut Felix, akhirnya ia berani menatap mata Mina.

Dan dengan begitu saja Felix menyadari sesuatu. Yaitu tatapan Mina berubah sendu tak lagi ceria seperti biasanya. Bahwa mata itu menunjukkan bagaimana diri nya hancur lantas tak tau cara kembali bangkit. Mata itu terlalu rapuh.

Mina langsung saja mengambil buku tersebut. Menatap cover buku berwarna hijau lumut tersebut. Dia hanya takut, ketika ia membuka itu terlalu banyak luka yang akan meningkam nya.

"Gua gak tau keputusan gua udah bener atau engga. Tapi, gua pikir ngasih ini buku ke lo emang pilihan paling tepat. Dan, Na kalo lo perlu sesuatu lo bi—"

"Makasih." Mina memotong kalimat Felix lebih dahulu. Kemudian berbalik, untuk melanjutkan langkah nya.

Tapi, entah bagaimana tubuh Felix bergerak dengan sendiri nya. Sebelum Mina pergi lebih jauh. Ia menahan tangan putih itu.

Goresan Sketsa | Mark Lee✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang