Hay... Part sebelumnya udah di vote belum? Pastikan udah ya.
Ingatkan jika ada typo ya.
Happy reading.✩&💬
Ketika mata Mina perlahan-lahan terbuka dan tatapannya mengedar ke seluruh ruangan. Dinding ruangan ini sepenuhnya berwarna merah muda. Maka Mina dapat pastikan bahwa ini kamar nya.
Yang Mina ingat dengan jelas adalah, Mark sudah pergi ke Kanada. Tanpa ada seorang pun yang mengatakan kepada nya.
Mina mau menyalahkan seluruh alam semesta ini, namun ia sadar ini seperti sebuah hukuman untuk nya.
Tepat ketika ia bangkit, angin berhembus, membuat tirai gorden terangkat. Lantas, di kesampingkan nya gorden berwarna putih tersebut. Maka, para bintang lah yang akan menyambut nya.
Kemudian perlahan-lahan air mata nya jatuh. Membasahi pipi nya dengan begitu saja.
Ia ingat, buku sketsa itu. Dan ketika ia mengalihkan netra nya, buku sketsa itu berada di nakas samping tempat tidur nya.
Ia raih buku tersebut. Mengambil tempat paling pojok di atas kasur, Mina menarik nafas. Dan dengan gerak perlahan ia membuka buku sketsa itu.
Dimana gambaran rapi itu bukan hanya perihal diri nya. Namun, semua orang yang pernah Mark temui.
Dan ketika sketsa wajah nya yang ada, perempuan itu lagi-lagi menangis.
Sedetail itu Mark menggambarnya. Tanpa celah, gambaran itu begitu identik.
Angin berhembus kala itu.
Dia tersenyum sambil bercerita.
Bukan tentang aku.
Melainkan tentang dia.Meski bahagia nya bukan tentang aku.
Namun bahagia aku tentang dia.
Gakpapa kalau menyakitkan untuk ku.
Sebab, itu hanya sementara.Hal berikutnya yang ku lihat dia tersenyum.
Itu, sudah lebih dari cukup.
Aku bahagia karna dia...Mina bertanya-tanya pada diri nya sendiri seberapa bodoh sih diri nya sampai-sampai setiap ia bercerita tentang Arjuna, dia tidak tau bahwa Mark tengah menahan sakit di hati nya.
Mina juga bertanya-tanya, bagaimana laki-laki itu menahan segalanya. Bagaimana laki-laki itu tetap tersenyum meskipun Mina menikam hati nya berkali-kali.
Berapa banyak luka yang Mina gores untuk Mark? Sementara Mark, dia tetap mengukir senyuman. Dan dengan begitu tulus, dia melukiskan kebahagiaan.
Yang bisa di lakukan gadis itu hanya memeluk diri nya sendiri. Menangis sejadi-jadi nya.
Dan ketika ia memutuskna untuk melihat ke halaman selanjutnya. Secara tidak sengaja, tepat pada halaman terakhir. Ada kertas yang terlipat. Buru-buru Mina membaca nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goresan Sketsa | Mark Lee✔
Fanfiction-Tentang sang senja yang mengharapkan mentari pagi- Bagi Mark, Mina adalah segalanya. Segala sesuatu yang tidak dapat ia definisi kan dengan kata-kata sederhana. Baginya Mina terlalu berharga. Menurut Mark, cukup dengan melihat gadis-nya bahagia, it...