51 - Sampai Jumpa. [End]

181 14 5
                                    

Pendek aja, karna ini part terakhir.

Hay

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hay.
Ingatkan jika ada typo ya.
Happy reading.

&💬

"Ternyata Mina jago nyanyi juga yee."

Pagi itu, sudah ke-lima kali nya Mas Dimas menonton penampilan Mina saat tampilan di acara ulang tahun sekolah.

Dengan kaki kiri yang terangkat di kursi dan di depan nya ada secangkir kopi hitam pekat serta pisang goreng menemani dinginnya pagi yang di guyur hujan.

Sementara di sebelah Mas Dimas ada Kak Jeffry yang baru bergabung. Baru saja dia ikut menonton ketika di putaran ke lima.

"Main gitar nya juga bagus." Celetuk kak Jeffry.

"Abang beberapa kali liat dia pernah ngajarin Mina main gitar sih." Bang Tara menyahuti setelah menutup kran air sebab ia baru saja selesai mencuci piring bekas jus nya.

"Dia nya itu siapa?" Tau-tau Ayah ikut bergabung dalam pembicaraan anak-anak nya.

Lalu menyuruh Bang Tara sedikit menyingkir, sebab Ayah mau mencuci gelas bekas kopi nya.

"Itu, si Mark." Sahut Bang Tara. "Eh, sini Abang aja yang nyuci." Katanya lagi ketika Ayah nya membuka kran air.

"Gakpapa Ayah bisa sendiri. Gih duduk sana." Sahut Ayah sambil mengacungkan jempol nya yang sudah bersabun.

Bang Tara sih nurut aja. Toh gak ada rugi nya. Tapi si sulung tetap saja menyahuti. "Padahal tinggal taruh aja sih, nanti ada aja yang nyuci." Begitu katanya.

Pak Mahesa lantas terkikik. "Engga ah, entar Ayah malah kebiasaan lagi." Kata beliau.

"Kebiasaan juga gakpapa. Satu doang mah dikit." Celetuk Mas Dimas lalu melahap pisang goreng nya.

"Sedikit juga lama-lama jadi banyak Mas." Pak Mahesa tak mau mengalah, dia tetap menyahuti kalimat anak nya.

"Ya gakpapa. Toh, Ayah kepala keluarga. Nyuruh-nyuruh dah biasa." Tau-tau kak Jeffry ikut menyahuti karna Mas Dimas mematikan video yang di kirim Dejun yang katanya di dapat dari grup angkatan.

Pak Mahesa hanya tersenyum kecil. Lalu mematikan kran air. "Ya mungkin karna terbiasa kak. Lagi pula, kepala keluarga itu bukan untuk nyuruh-nyuruh. Kepala keluarga bagi Ayah itu, bertanggung jawab meski itu hal kecil." Begitu kata Ayah.

Goresan Sketsa | Mark Lee✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang