-Tentang sang senja yang mengharapkan mentari pagi-
Bagi Mark, Mina adalah segalanya. Segala sesuatu yang tidak dapat ia definisi kan dengan kata-kata sederhana. Baginya Mina terlalu berharga. Menurut Mark, cukup dengan melihat gadis-nya bahagia, it...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hay! Jangan lupa buat Vote dan Komen. Ingatkan jika ada typo yaa. Happy reading ♡
✩&💬 . . .
14 Februari.
Mina menatap kalender di atas nakas nya lekat-lekat. Tepat pada hari minggu, lingkaran merah melingkar di angka 14.
Hari ini valentine day. Tentu dia sudah menyiapkan sesuatu untuk Mark. Coklat yang dia beli kemarin malam lengkap dengan pita biru.
Dari dulu sampai sekarang memang begitu. Bahkan sebelum Mina dan Mark pacaran, keduanya memang sering bertukar coklat.
Maka dengan langkah penuh semangat, Mina bangkit. Turun dari kasur yang artinya menjauh dari zona nyaman.
Menuruni tangga dengan girang dan seulas senyuman yang begitu lebar. "Selamat pagi duniaaa~" seru nya nampak tak tau diri.
"Ey! Kenapa baru bangun?"
Mata sipit Mina seketika membola saat mendengar sebait suara agak berat yang sangat ia kenali.
Oh itu suara Mark.
Dengan refleks Mina langsung menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. "Huwaaa! Maaark! Ngapain?!" Seru Mina. Membuat Mark yang tadi nya hendak menghampiri Mina jadi terdiam di tempat.
Bahkan Mba Wendy yang menata makanan pun terdiam. Untuk melihat Mina yang baru saja berteriak.
"K-kenapa?"
"Jangan dekat-dekat!" Titah Mina.
"Ha?"
"Aku belum mandiiii!"
Mark memiringkan kepalanya. Padahal dulu pas jaman SMP juga Mina belum mandi udah sering nemplok di bahu Mark. Sekarang aja pas udah pacaran baru gengsi. Haduuh...
Dalam hati Mark mati-matian menagan tawa. Kenapa pacar nya begitu lucu - batin nya.
Akhirnya tanpa peduli perintah Mina. Dirinya mendekat. Hingga akhirnya berada di hadapan sang terkasih. Mengelus puncuk kepala itu penuh kasih. Sekalian membenarkan rambut Mina yang berantakan.
"Nyanyak banget kayak nya tidur nya." Ujar Mark.
Mina mengangguk. "Efek kedatangan tamu." Sahutnya.
Mark mengangguk. Paham akan maksud Mina. Setiap bulan memang seperti itu.
Lalu tangan Mark perlahan turun. "Tadi Bunda telpon. Suruh ke sini. Katanya Bunda sama Ayah ada urusan. Jadi harus berangkat. Terus aku sama Mba Wendy di suruh makan di sini aja. Tuh Mba Wendy lagi nyiapin makanan." Jelas Mark dengan tutur lembut.
"Ya udah aku mau mandi." Sahut Mina kemudian langsung berlari ke lantai atas. Mungkin Mina akan mandi di kamar mandi lantai dua.
