28 - Hari yang panjang.

62 14 4
                                    

Waw ak up lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waw ak up lagi. Haha..
Lagi pengen up nih, mumpung masing inget hehe.

Ingatkan jika ada typo ya..
Happy reading ♡

✩&💬
.
.
.

Entah bagaimana yang jelas berita yang tidak benar itu rupa nya sudah tersebar ke satu sekolah. Bahkan sampai pada pihak guru. Namun, tidak ada satu pun guru yang turun tangan untuk masalah ini. Seakan mereka semua tutup mulut dan tidak peduli. Bahkan mungkin saja mereka membiarkan seluruh murid memakan asumsi yang sepenuhnya salah itu.

Tidak semua juga. Pak Mamang si penjaga pagar sekolah masih belum percaya. Para pedagang kantin juga tidak percaya. Dan Pak Bryan satu-satu nya guru yang tak percaya.

Mungkin mengingat bahwa Mina adalah adik dari temannya dan Mark adalah keponakan dari temannya. Agak mustahil bagi Pak Bryan untuk percaya saat melihat berita demikian.

Lagi pula saat di lihat Mina berjalan seperti biasa. Seperti orang pada umum nya. Bukan seperti orang yang baru melakukannya. Maksudnya, bukan seperti wanita yang habis melakukan malam pertama. Halah! Sudah lah.

"Bapak udah baca berita nya."

Tiga murid yang tadi nya ia suruh ke ruangan nya hanya diam. Tak ada yang bersuara. Diam-diam Pak Bryan meringis melihat wajah Mark. Jika dia menjadi Mba Wendy mungkin besoknya ia akan mengamuk di sekolah. Haduuh, untuk membayangkan nya saja Pak Bryan tidak berani.

Pak Bryan pun menghela nafas dengan gusrah. "Berita itu gak bener kan?" Tanya Pak Bryan menatap dua murid nya yang duduk bersebelahan.

Keduanya langsung menggeleng. "Engga bener." Cicit Mina sambil meremas jemarinya.

Mark tau Mina gugup. Alhasil ia genggam tangan itu. Sesekali ia elus dengan ibu jarinya. Harap-harap agak Mina dapat tenang. Untung nya berhasil.

Sedangkan Pak Bryan dan Dejun yang tak sengaja melihat itu hanya bisa nyebut dalam hati. Sambil elus dada. Sabar aja udah yang jomblo.

"Saya tidak tau bagaimana dia bisa memotret kami. Atau siapa yang mengirim nya, saya juga tidak tau. Tapi, saya bisa jamin kami gak ada ngelakuin apa yang di tuduhkan malam itu." Ujar Mark membuka suara untuk pertama kali nya saat menginjakkan kaki di dalam ruangan ini.

Pak Bryan lagi-lagi menghela nafas panjang. Benar. Dia sangat yakin Mark dan Mina tidak mungkin melalukan itu. Tapi, berita ini lebih meyakin kan. Orang hanya akan percaya pada berita tersebut. Satu-satu nya cara hanya dengan menangkap si pelaku.

Dan masalah nya adalah. Pelaku ini baru masuk ke grup kemarin malam. Dan keluar saat pagi. Saat grup rame tentang berita tersebut. Tidak ada yang tau itu nomor siapa. Lagi pula dia masuk lewat tautan grup.

Si ketua dan wakil osis. Lentera dan Jaya juga sudah berusaha menghubungi nomor tersebut. Tapi berkali-kali pula nomor itu tidak aktif. Itu lah sebab nya Pak Bryan semakin yakin bahwa Mina dan Mark hanya di fitnah.

Goresan Sketsa | Mark Lee✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang