-Tentang sang senja yang mengharapkan mentari pagi-
Bagi Mark, Mina adalah segalanya. Segala sesuatu yang tidak dapat ia definisi kan dengan kata-kata sederhana. Baginya Mina terlalu berharga. Menurut Mark, cukup dengan melihat gadis-nya bahagia, it...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hallo aku kembali. Hehe hehe Apa kabar? Ya udah jangan lupa buat Vote dan Komen ya.. Happy reading ♡
✩&💬 . . .
Mina masih diam. Menurut Mina itu terlalu tiba-tiba.
Mark hanya tersenyum seperti biasanya. Lantas, kembali membelai surai hitam tersebut.
"Gakpapa. Gak perlu di balas, kalau memang masih belum ada aku di sana." bilang Mark sambil menunjuk ke arah dada Mina. Seakan menembus kedalam hati.
Lantas, membenarkan posisi duduk nya dan meminum minumannya.
Cukup lama mereka saling diam. Mark hanya menatap ke depan. Lebih tepatnya ke arah panggung. Sampai matanya bertubrukan dengan mata Desi.
Tersenyumlah Desi penuh makna.
"Wah sudah siang ya kan. Pasti bosan, lo juga kan No?" Bilang Desi.
"Iya nih gua bosan. Gua yakin nih yang jajan pada bosen juga mana uang menipis. Betul tidak?" Sahut Lino.
Murid-murid langsung berseru saat saat di tanya Lino. "BETUUL!!!"
"Nah kalau begitu, gimana kalau kita dengerin orang nyanyi. Setuju gak?" Desi ikut-ikutan bertanya seperti Lino.
Semua yang mendengar langsung berseru "SETUJUU!!!" Bahkan pak Bryan ikut berseru.
"Lo mau nyanyi?" Tanya Lino yang enggan menurunkan mic nya. Membuat seantero sekolah mendengar.
"Enggak." sahut Desi.
"Lah gua gak bisa nyanyi Des." Sahut Lino.
"Siapa juga yang nyuruh lo nyanyi?" Tanya Desi.
"Lah Terus?" Lino balik bertanya.
"Mark dooong! Ayo kasih kita semua lagu dong!" Seru Desi membuat Mark melotot sedikit terkejut.
Mark segera saja menoleh ke arah Mina. Pasalnya warga sekolah sudah menyoraki namanya.
Haduhh bikin pusing saja.
Mina sih hanya mengangguk sambil tersenyum seakan-akan mengatakan, "sudah sana nyanyi aja. Turutin aja. Gak ada salahnya kan." itu yang dapat Mark baca dari mata Mina.
Lantas, berjalan lah Mark setelah menghela nafasnya sedikit panjang.
Desi langsung menyuruh Mark duduk di kursi plastik di depan mic. Desi juga memberikan gitar yang memang barang milik sekolah. Barang untuk klub musik.
Desi langsung menarik Lino untuk menepi. Membiarkan Mark menjadi sorotan utama kali ini.
Desi mengambil mic yang ada di tangan Lino. Lantas berucap, "ayo lagu apa nih ges? Reques dong!" Seru Desi.
