Ingatkan jika typo...
Yuk spam Komen yuk.
Jangan lupa Vote juga.
Itung-itung bikin aku seneng:)
Happy reading♡✩&💬
.
.
."Ya ampuun!"
Bunda berseru ketika melihat tubuh Mina maupun Mark basah kuyup. Dan dengan cengirannya Mina menyodorkan satu kantung plastik berisikan minuman.
"Bunda kok udah di rumah? Katanya mau nemenin tante Diana." Ujar Mina.
Setelah mengambil kantong plastik berisikan minuman itu, terdengarlah Bunda yang menghela nafas agak berat. "Bunda langsung kesini saat pihak sekolah ngabarin kalau Abang kamu menuntut sekolah kamu."
"Eh?"
Mark maupun Mina sama kaget nya. Alis kedunya terangkat. Apa artinya mereka akan di marahi juga?
"Abang kamu udah cerita semuanya. Temen kamu si Dejun itu juga ikut cerita. Harusnya kalian cerita kalau di ganggu." Bunda berujar. Membuat keduanya menunduk dalam.
"Maaf Bun. Aku gak bisa jagain Mina." Mark memberanikan diri untuk angkat suara.
"Kamu gak salah kok. Lagian udah kejadian gini, mau gimana lagi." Bunda menghela nafas nya sesaat.
"Ya udah. Kalian masuk lewat pintu belakang aja. Terus langsung mandi. Nanti Mark pakai baju Bang Tara aja. Kayak nya muat kok."
Kedua anak manusia itu mengangguk lantas menurut langsung masuk lewat pintu belakang.
Sebenarnya ada sedikit rasa tidak enak sebenarnya muncul, saat mereka tau dimana titik kesalahan mereka. Salah karna tidak menceritkannya dari awal. Salah karna hanya diam tanpa bertindak. Salah mereka juga yang menutupi kebenaran.
Lalu persisi saat keduanya berhasil masuk ke dalam rumah. Di mana Mina hendak naik ke lantai atas untuk mandi di lantai dua. Mata mereka bertemu dengan Bang Tara.
"Mereka udah keterlaluan! Pokoknya Abang gak akan mencabut tuntutan itu!"
Brak!
Kedua sejoli itu berjengit ngeri saat Bang Tara membanting pintu dengan keras. Meninggalkan Ayah yang lelah sambil memijat pelipisnya.
***
Kemarin, Bang Tara nyaris benar-benar tidak keluar kamar sama sekali. Tekad nya untuk menuntut sekolah Mina sudah bulat. Tidak bisa di ganggu gugat. Jika tidak ada Mark yang angkat suara. Mungkin sekolah itu sudah tercemar nama nya.
Dari Bunda yang membujuk secara halus. Ayah yang terus berbicara di depan pintu kamar dengan tutur lembut. Mina yang ngedumel hingga di teriak Bang Tara karna katanya berisik. Sampai Mas Dimas, Kak Jeffry, dan Dejun berkolaborasi untuk menyindir Bang Tara, bahwa tindakannya sangat lah berlebihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goresan Sketsa | Mark Lee✔
Fanfiction-Tentang sang senja yang mengharapkan mentari pagi- Bagi Mark, Mina adalah segalanya. Segala sesuatu yang tidak dapat ia definisi kan dengan kata-kata sederhana. Baginya Mina terlalu berharga. Menurut Mark, cukup dengan melihat gadis-nya bahagia, it...