23 - Sisi lain Mas Dimas.

55 15 6
                                    

Eum, haaay!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Eum, haaay!

Ingatkan jika ada typo yaa...
Happy reading ♡

✩&💬
.
.
.

Siang ini kantin lebih sepi dari biasanya. Kebanyakan para murid memilih menonton permainan basket antara kelas 10 dan 11.

Jadi yang lebih mendominasi di kantin saat ini adalah kelas 12.

Omong-omong pagi tadi Mina tak habis pikir saja. Bisa-bisa nya Mark dan Dejun datang bersamaan. Untungnya Mark itu pengertian. Dia tidak salah paham sedikitpun.

Dan rupanya pula Dejun datang ke rumah pagi-pagi, karna Mas Dimas ingin menebeng.

Sebenarnya Mina tidak tau jelasnya, mengapa kakak nya itu bisa dekat dengan Dejun.

Dan coba tebak apa yang terjadi tadi pagi?

Mas Dimas menyuruh Mark serta Dejun datang ke kedai kopi nya yang sekarang ini sudah menjadi cafe. Katanya peresmian karna sudah jadi cafe.

Dan ini lah yang terjadi. Dejun, lelaki itu berbicara tanpa henti bagaikan burung beo. Mengundang orang - orang di hadapannya.

Dari Renjun, Chandra, Sakura, Yuqi, Lucas, Jaya, Lentera, Jeno, bahkan Juna juga!

Mina jadi curiga, kalau Dejun akan mengundang 1 sekolah-_-

"Ih datang dong! Dimas udah nyuruh datang noh. Mayan lah BBQ an gratis plus ama secangkir kopi. Kapan lagi ya kan." Ucap Dejun sambil merangkul Jeno.

Jeno yang di rangkul hanya bisa tersenyum seperti biasa. Tidak menolak pun mengomel.

Lain lagi dengan Arjuna yang terus memperhatikan Mina secara terang-terangan. Membuat gadis itu agak risih.

"Heh gua tuh ngomong di sahutin kek. Ini gua di sini woy, liat nya ke siapa." Dejun kembali bersuara membuat Arjuna menoleh. Diam-diam tertawa kecil melihat Jeno yang tersenyum— Sedikit terpaksa sih.

"Gimana Jen?" Tanya Arjuna.

"Terserah sih. Lagi pula di undang juga. Gratis pula kenapa nolak." sahut Jeno. Membuat Dejun mengacungkan jempol nya, tanda setuju.

"Kapan memang?" Tanya Arjuna.

"Minggu malam kata nya." Sahut Dejun.

"Gua bawa Rena gakpapa?" Tanya Arjuna.

"Kagapapa lah. Kalo bisa ama kembaran dan entek-entek nya noh. Kita buat Dimas bangkrut dalam semalam. Bahahahaha!" Dejun tertawa puas. Entah apa yang ia tertawa kan.

"O-oh. Ok." Sahut Arjuna. Lantas, melanjutkan langkahnya yang tertahan. Tanpa peduli Dejun yang tertawa.

Sedangkan Jeno sempat tersenyum seperti biasa, barulah menyusul Arjuna.

Goresan Sketsa | Mark Lee✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang