16 - Bang Tara sakit.

85 17 20
                                    

Ingatkan jika ada typo yaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ingatkan jika ada typo yaa..
Aing kasih lagu tuh, di putar atuh.
Part kali ini di dedikasikan untuk Taeyong.
Semoga Taeyong cepet sembuh dah.
Happy reading ♡

✩&💬
.
.
.

Pria berusia nyaris setengah abat dengan sedikit bagian depan rambutnya yang mulai memutih itu kini tengah menelisik ke sisi ruangan.

Itu Pak Mahesa. Beliau hanya memakai kaos berwarna navy dengan celana coklat di bawah lutut. Tangannya turut menenteng kantong kresek.

Itu obat pereda demam. Bunda minta belikan tadi.

Sebenarnya tadi Pak Mahesa sedang bersepeda sore. Hanya berkeliling komplek. Bukan tanpa alasan Pak Mahesa begitu. Beliau gabut. Itu saja:)

Sebenarnya tadi Pak Mahesa sudah melakukan itu dan ini di rumah tapi, tetap bosan.

Beliau sudah menyiram tanaman di halaman depan dan belakang. Beliau juga sudah mandi. Karna masih merasa bosan, bahkan beliau juga menyapu rumah, membantu sang istri.

Padahal niat Pak Mahesa ingin menonton televisi dengan istri tercinta, tapi rupanya istrinya tengah mandi. Akhirnya Pak Mahesa memilih untuk bersepeda, tentunya setelah memberi tahu sang istri.

Lantas, melangkahlah Pak Mahesa. Pikirnya akan mendapatkan Bang Tara yang berbaring di sofa dengan setelan jas kantor dan menonton televisi seperti biasa, sebab tadi beliau melihat mobil Bang Tara sudah ada di bagasi. Atau akan melihat Mina yang mengadu karna di jahili oleh Kak Jefrry. Atau bahkan akan mendengar suara sang Ibu rumah tangga, untuk menyuruh si sulung mandi. Kalau Mas Dimas sih, Ayah yakin, beliau tidak akan mendapatkan anak ke dua nya itu di rumah. Sudah jelas kan? Ini malam minggu, Mas Dimas pasti ada di kedai kopi yang ia buat sendiri dengan temannya Kunandi. Sebab malam minggu begini biasanya kedai kopi itu akan ramai.

Tapi, nihil. Sekarang kediaman Mahesa sedang senyap. Sunyi agak gelap. Tapi, tercium bau harum dari arah dapur. Sepertinya Bunda tengah memasak.

Tapi, ini kan baru jam setengah 6 sore. Pak Mahesa pun segera saja melangkah ke dapur. Sedikit mengendap-endap. Sengaja suapaya sang istri tidak tau.

Ternyata benar saja. Istri nya itu tengah memasak. Lantas, dengan gerak pelan namun pasti. Pak Mahesa pun meletakkan obat yang ia beli di atas meja makan. Kemudian, menghampiri sang istri yang terlihat sangat fokus.

Tumben bikin bubur - batin Pak Mahesa.

Dengan pelan, tangan Pak Mahesa melingkar dengan lembut di perut rata istri nya. Terakhir, dagu nya bertopangan di bahu sang istri.

"Ayaah." protes Bunda, tanpa menghentikan aktifitasnya mengaduk bubur.

"Sebentar aja." Bilang Ayah, lalu memejamkan matanya.

Goresan Sketsa | Mark Lee✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang