Hay.
Yuuk spam komen, kalau mau.
Jangan lupa Vote yaa.
Ingatkan jika ada typo yaa...
Happy reading ♡✩&💬
.
.
.Duagh!
Bugh!
Duagh!
Duagh!
Bugh!
Duagh!
Perkelahian yang tidak dapat di hindari terjadi. Reno dengan rasa tidak puasnya, ingin terus memukuli Felix, sebab baginya yang katanya temannya ini tidak juga sadar. Reno tidak habis pikir bagaimana mungkin Felix menggunakan cara licik untuk menutupi kebusukannya sendiri.
Dan Felix, dengan rasa tidak bersalah dan tak mau di salahkannya. Dia tidak suka saat satu kantin menatapnya dengan mengintimidasi sambil berbisik. Dia tidak suka dengan orang-orang yang terus saja membicarakannya. Dan dia, tidak suka... ditinggal. Felix tidak suka sendirian.
"Brengsek lu," Reno berkata, tepat ketika Felix tersungkur ke lantai. "Bisa-bisa nya lo sejahat itu sama kakak lu sendiri. Ngefitnah anak orang sembarang. Punya otak gak?!" Bentak Felix.
"Re-Reno udah..." lirih Rena sambil menarik seragam Reno pelan.
"Lo diem bisa gak! Pergi aja sama pacar lo sana!" Dengan agak kasar Reno menepis tangan Rena.
Diam Arjuna saat melihat itu. Tidak ada reaksi tepat yang bisa ia lakukan. Seakan otak nya kosong. Dia tidak tau apa yang harus ia lakukan.
Hingga lengan Jeno dengan sengaja menyenggol Arjuna. Membuat pria itu menaikkan alisnya sambil menatap Jeno seolah kebingungan.
"Tarik si Rena, bege." Bisik Jeno dengan agak kesal. Arjuna selalu seperti ini, sering blank.
Arjuna dengan setengah kesadarannya hanya mengangguk, lantas menarik Rena, membawa kekasihnya itu menjauh dari kembarannya. Menyembunyikan tubuh yang agak gemetar itu kebelakang tubuhnya.
"Reno, Jun... pisahin." Lirih Rena. Dia kasihan dengan kembarannya maupun Felix. Keduanya sama-sama babak belur.
"Tadi gua sama Arjuna udah coba misahin kan. Tapi gak bisa, jadi kita tunggu aja sampai mereka capek sendiri." Jeno bersuara, membuat Rena menghela nafas jengah.
Kemudian, tepat saat Reno hendak melayangkan tinju nya kepada Felix yang tersungkur, seseorang tak di duga datang, lantas-
Buagh!
Reno meringis. Ia rasa bokongnya agak ngilu sehabis mencium lantai kantin. Padahal pukulannya tadi pasti akan terasa sakit jika mengenai rahang Felix. Setidaknya anak itu harus nya dapat sadar atas kebodohan yang dia buat, tapi-
KAMU SEDANG MEMBACA
Goresan Sketsa | Mark Lee✔
Fanfiction-Tentang sang senja yang mengharapkan mentari pagi- Bagi Mark, Mina adalah segalanya. Segala sesuatu yang tidak dapat ia definisi kan dengan kata-kata sederhana. Baginya Mina terlalu berharga. Menurut Mark, cukup dengan melihat gadis-nya bahagia, it...