Ingatkan jika ada typo yaa..
Happy reading ♡✩&💬
.
.
.Jujur Mark agak sedikit kecewa saat Mina mengizinkan nya semudah itu. Ia merasa, bahwa dirinya sama sekali tidak di hendaki oleh keksaihnya itu.
Bahkan Mina tidak mengatakan bahwa mereka memiliki hubungan.
Tapi, tidak masalah. Setidaknya ada setitik rasa lega dan bahagia saat ia menggambar. Walau harapan Mark yang ia ajari itu Mina atau yang menemani itu Mina. Tapi, tidak masalah. Mungkin sekarang Mina sedang istirahat dengan tenang karna tidak ada dirinya.
Teman-teman yang lain pun tidak perlu takut untuk di ganggu pembully yang lain, karna memang dirinya tidak ikut mereka.
"Mark, apa gua perlu minjem buku kesenian gambar?" Tanya Desi.
"Terserah saja. Memangnya apa yang aku ajarkan sulit di pahami ya?" Mark bertanya balik.
"Eh gak lah. Bisa kok, tapi step by step nya. Gua sering lupa."
"Ya sudah terserah kamu." sahut Mark sekenanya.
"O-ok deh. Kalo lo udah beres tungguin ya" jawab Desi sedikit kikuk.
Mark mengangguk. "Aku tunggu nya di luar." sahut Mark tanpa mengalihkan pandangannya.
"Oh, ok..."
Sepeninggalan Desi. Mark pun selesai membereskan buku sketsa dan alat tulisnya.
Saat Mark baru ingin beranjak dari perpus. Mata Mark malah menangkap Dejun yang duduk di atas dinding pembatas sekolah dengan baju yang di kelurkan. Tentu saja laki-laki itu tengah merokok.
Mark pun kembali duduk. Menatap lekat Dejun yang duduk di atas dinding pembatas. Laki-laki itu belum sadar.
Lantas, di bukanya buku sketsa. Tangannya mulai tergerak. Menggoreskan pensil ke atas kertas. Menggambar sosok Dejun yang sedang merokok.
Dejun itu bukan pembully. Mark dapat menjamin itu. Mungkin Dejun sudah mencap Mark sebagai mainan nya. Yang artinya bahan bullyan tuan muda Xiao yang tidak dapat di sentuh siapa pun. Mark bersyukur.
Jika orang lain memandang Dejun dengan sebelah mata. Lain lagi dengan Mark. Laki-laki itu mempunyai pandangan lain.
Mungkin, terakhir kali yang paling parah adalah Dejun menyiramnya dengan air. Tapi, mungkin itu hanya untuk menunjukkan bahwa Mark adalah mainan Dejun.
Atau orang-orang hanya memandang saat Dejun menyontek, menyeret Mark ke toilet atau meminta tolong untuk menaroh tas.
Tapi, itu bukan pembullyan. Dejun menyontek karna dia belum sempat mengerjakan pr. Dejun menyeretnya ke toilet, hanya untuk minta di temani. Dejun mimanta Mark untuk menaruh tas karna mungkin laki-laki itu memang sibuk atau ada urusan. Dejun tidak pernah sungguh-sungguh membully nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goresan Sketsa | Mark Lee✔
Fiksi Penggemar-Tentang sang senja yang mengharapkan mentari pagi- Bagi Mark, Mina adalah segalanya. Segala sesuatu yang tidak dapat ia definisi kan dengan kata-kata sederhana. Baginya Mina terlalu berharga. Menurut Mark, cukup dengan melihat gadis-nya bahagia, it...