26 - Perihal Malam.

94 11 14
                                    

Panjang banget. Serius. Hati-hati bosan.

 Hati-hati bosan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hay.. Seperti sebelum nya. Aku double up. Tapi, yang ini khusus karna Jaehyun Day. Jadi aku udah bikin Bonus Part special Jaehyun Birthday... Hehe 
Ingatkan jika ada typo yaa..
Happy reading♡

Warning! 17+
Part kali ini agak err— Tapi, gak separah itu sih. Tapi, siapa tau ada yang risih, jadi bisa di skip.

Ehe

✩&💬
.
.
.

"Tuhan itu luar biasa ya!"

Mina mendehem di bahu Mark. Angin malam yang dingin membuat ia hampir terlelap. Apalagi bahu lebar nan kokoh milik Mark sangat pas untuk di jadikan sandaran.

Mereka kini di perjalanan pulang ke rumah. Acaranya sudah selesai. Walau tadi acaranya berjalan agak canggung tapi masih menyenangkan.

Kakak-kakak nya Mina tidak langsung pulang. Ada beberapa teman dari kakaknya yang minta di antarkan pulang.

"Gak nyangka aja adik Pak Bryan bisa semirip itu sama Mba Nayla!" Seru Mark lagi.

Mina teresenyum tipis agak meringis. Jika Mba Soya tadi di lihat secara detail pun akan tetap mirip dengan Mba Nayla. Tapi tetap saja berbeda. Dari potongan rambut dan tahilalat di leher Mba Soya. Sebab Mba Nayla dulu gak ada tahilalat di leher.

"Tuhan itu pemilik skenario terhebat. Gak ada yang bisa menandingi, Na. Tuhan itu maha adil dan maha pemurah! Dia tau banyak yang menyayangkan kepergian Mba Nayla, mungkin itu sebab nya sekarang kita malah di pertemukan Mba Soya!"

Mina yang mendengar itu ikut mengangguk kecil, mendehem. Wajahnya ia sembunyikan di perpotongan leher Mark.

Jujur itu agak geli bagi Mark. Tapi secara bersamaan dia suka-suka saja. Jadi ya tidak masalah.

Diam sesaat. Mark fokus pada jalanan. Pikiran mulai bekerja untuk merangkai kata yang selama ini sebenarnya ingin ia ungkapkan. Walau bisa di bilang seperti sebuah permintaan.

"Naa... Makasih yaa.. Begini aja terus ya? Minta sama Tuhan supaya di antara kita gak ada yang berubah."

Ketahuilah Mark cukup lama untuk mengumpulkan nyali nya untuk mengungkapkan hal itu. Yang bahkan mungkin saja permintaannya itu bukan hal yang penting.

Bukan jawaban seperti iya atau entahlah atau bahkan nanti yang di dapatkan Mark. Malah dengkuran halus yang terdengar.

Mark mengangkat alisnya sambil terkekeh. Jadi dia berbicara dengan siapa selama ini? Padahal Mina sedang tidur di bahu nya. Pantas agak berat.

Ekor mata Mark melirik ke arah spion terlihat wajah damai Mina yang sedang pulas. Dengkuran Mina terdengar lebih kentara saat Mina mendelusup lebih dalam ke perpotongan leher Mark. Mencari posisi yang paling nyaman dan aman.

Goresan Sketsa | Mark Lee✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang