chapter 27

541 61 3
                                    

Author hari ini rada cepet updatenya, ga enak badan:(
Sadnite:(
Semoga kalian suka yaa sm chapter ini dan author harap klian jaga kesehatan!
Luv u guys♥️

...

Alexa pikir yang akan menjemputnya sendiri adalah Leonardo, tapi entah mengapa bahkan Andre pun tidak ada. Berkali-kali ia mencoba untuk menyadarkan dirinya sendiri. Untuk apa berharap pada Leonardo? Pikirannya terlalu penuh jika harus memikirkan semuanya.

Ia bahkan merasa bersalah tidak bisa menjaga Alley ketika saudaranya itu sangat membutuhkan dirinya.
Adik macam apa dia ini rupanya?
Selama perjalanan, Alexa berpikir bahwa sepertinya ia harus meminta maaf kepada Leonardo. Ucapan-ucapannya bisa jadi menyakiti pria itu.
Belum lagi, selama di rumah sakit ia tidak pernah menghubungi pria itu. Bahkan jika dipikir-pikir ia memeluk Lucas saat datang.
Apakah pria itu marah?

Begitu melangkahkan kaki di pintu masuk mansion, Alexa pun langsung diarahkan menuju ruang bawah tanah yang tempat biasa Leonardo menyiksa orang-orang.
Alexa mulai ketakutan. Apa ini? Apakah Leonardo kembali membunuh atau melakukan hal-hal buruk itu?

Alexa pun menoleh ke arah kanan dan kirinya yang memang terasa asing sekali dengan ruangan kali ini, karena hawanya sangat berbeda dari sebelumnya. Apa lagi darah yang berceceran.
Sungguh, apakah Leonardo sengaja berbuat seperti ini kepadanya?
Sungguh, padahal Alexa lelah sekali, ia belum tidur sejak ia sampai di rumah sakit.

Begitu ia sampai di depan Leonardo, tampaklah pria itu sedang mencambuk seorang wanita hingga punggungnya berdarah.
Wanita itu dalam keadaan pakaian minim yang Alexa sendiri tidak sampai hati melihatnya.

Ia menatap ke arah lain, ruangan ini memiliki tembok batu yang sengaja tidak rapih, memang diberi seperti goa yang memiliki batuan kasar dan bahkan hanya dengan dihentakkan kepada bebatuannya saja kita bisa terluka parah.
"Leonardo."
Ucap Alexa dengan pelan. Ia pasrah jika memang pria itu akan membuatnya seperti wanita yang sedang pria itu lukai.
Ketakutan memenuhi dirinya saat itu, tapi ia begitu lelah.

"Ah, kau sudah di sini rupanya."
Leonardo pun menyuruh bawahannya untuk mengawasi dan membawa pergi wanita yang ia cambuk tadi. Lalu, ia memeluk Alexa yang membuat tubuh wanita itu langsung tegang.
"Kenapa? Kau takut? Apakah kau membuat kesalahan juga denganku?"

"Aku tidak membuat kesalahan."
Dengan cepat salah tangan sebelah kiri Leonardo naik ke leher Alexa dan membuat kepala wanita ini menengadah ke atas.
"Apakah kau yakin?"
Alexa pun ingin membalas Leonardo dengan menyikut perutnya, namun sayang sekali, Leonardo langsung menahan dan memutar badannya. Hingga kini jauh lebih berbelit.
"Apakah kau yakin?"
Leonardo mengulang perkataannya dan menatap mata Alexa yang mulai berair. Ia sesak napas dan tangannya terkilir. Pria ini sudah gila.

Lalu Leonardo pun menghempaskan tubuh Alexa begitu saja ke lantai dan ia pergi duduk di atas tempat ia biasa mencambuk orang dengan santai.
"Pergilah, aku muak melihatmu."
Tubuh Alexa bahkan masih sakit ketika pria ini membuangnya begitu saja, dan kini apa yang pria itu katakan?
Lalu dengan mata dingin, Leonardo memberi kode kepada bawahannya melalui tangan untuk membawa pergi Alexa.
Baik, kali ini Alexa paham akan maksudnya.
Begitu Alexa dibantu berdiri, ia pun berkata dengan cepat.
"Aku minta maaf jika kau tersakiti dengan ucapanku saat itu. Ku harap kita tidak pernah bertemu lagi."
Setetes air mata tiba-tiba terjun tanpa dosa dari matanya. Ia sendiri tidak tahu mengapa namun begitu ia berbalik.
Leonardo pun berkata.
"Ternyata kau sama seperti wanita lainnya, terlalu mudah untuk jatuh dan terlalu mudah untuk membuatku muak. Bahkan aku sudah muak sebelum aku menyentuhmu, kau tidak bisa disamakan dengan perempuan jalang lainnya."
Lalu Leonardo pun melangkah di depannya sambil mengisap tembakaunya. Namun, ia berhenti saat mendengarkan perkataan Alexa.

"Setidaknya aku tidak pernah memalsukan apa yang kurasakan. Tidak sepertimu."
Lalu pergilah ia dengan keadaan jalan yang pincang sambil dibantu dengan bawahan Leonardo.
Saat benar-benar semua orang pergi, ia pun teriak sambil meninju dinding batunya sendiri hingga berdarah dan membuat panik bawahan-bawahan yang berada di depan ruangan.

...

Alexa memakai pakaian pertama kali ia kemari dan tidak membawa satu benda pun yang memang bukan miliknya.
Andre membungkuk dan menyapa Alexa.
"Nona."

Alexa tersenyum dan menepuk bahu Andre,
"Kau tidak perlu seperti itu kepadaku. Aku ini bukan siapa-siapa. Dialah yang tuanmu, aku ini bukan nonamu."
Andre pun menggelengkan kepalanya.
"Nona adalah nona terbaik yang pernah kutemui."

"Akhirnya aku pulang. Kau baik-baik ya, jaga tuanmu, ah, harusnya aku tidak perlu berkata seperti itu. Itu kan tugasmu, bagaimana bisa kau lupa?"
Ia pun terkekeh dan menepuk Andre dua kali sambil mengucapkan selamat tinggal lalu pergi dengan mobil yang diperintahkan Andre untuk mengantarnya.

Ia tidak langsung pergi ke rumah, ia akan ke bengkel dan menginap di sana terlebih dahulu.
Bagaimana bisa ia pulang dengan keadaan balu seperti ini.

Untungnya ia memiliki sofa dan dua pakaian ganti di sana. Ia pun mandi dan berbaring di sofa menatap langit-langit bengkelnya sendiri.
Beberapa karyawannya terkejut dengan penampilannya. Untungnya Lucas tidak ada di sini, jika tidak, entah apa yang akan pria itu hendak lakukan.

Ia merasa aneh, seperti ada yang terjadi namun ia tidak mengetahuinya. Apa yamg sebenarnya Leonardo alami saat ia tidak ada?
Ia pun memiringkan badannya dan menatap tangannya sendiri.
Pria itu bahkan tidak benar-benar membuatnya terkilir.

...

Andre menatap Leonardo dengan tatapan perih. Kedua tangan pria itu berdarah yang di aliri dari buku jarinya yang bahkan sekarang tidak bisa digunakan, karena ia menggunakan seluruh tenaganya.
Emosional seorang Leonardo telah kembali setelah berminggu-minggu sembuh.
Leonardo bahkan hanya diam saja, dokter yang mengobati hingga menjadi takut, apa karena pria ini mati rasa atau bagaimana?
Karena rasanya pasti sangat sakit apalagi saat diobati begini.
Daging dalam kulit baku jari Leonardo bahkan terlihat begitu jelas.
Entah apa yang dilakukan pria ini, pikir dokter.
Namun lebih baik ia mengerjakan dengan cepat dan pergi dari sini dari pada berlama-lama berurusan dengan seorang Da Costa.

Begitu dokter pergi, Andre pun berkata.
"Anda mencintai nona, tuan."
Leonardo pun menatapnya dengan tajam.
"Lantas?"
Bahkan tidak dielak lagi dengan Leonardo.
"Anda tidak seharusnya begitu."
Leonardo pun membelakangi bawahannya ini, ia tidak ingin mendengarkan apapun.

Andre yang paham dengan situasi ini pun, ia menunduk dan pergi dari hadapan Leonardo.
Membiarkan pria dengan sejuta pemikiran yang membuatnya bimbang itu sendirian.
Lagi pula, percuma berbicara apapun di saat seperti ini.
Yang berlalu juga telah berlalu, yang akan datang juga pasti akan terjadi.

To be continued...

.090121.

The GANGSTER trapped meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang