Uhuk, jadiin 2k donk beb wkwkwk
Biar makin bahagia akunya
.
I get a little bit nervous around you
Get a little bit stressed out when I think about you
.Happy Reading!!!💕
.
"Mana bisa seperti itu!"
Sontak ia berteriak di depan wajah Leonardo detik itu juga.
"Mana bisa kau memutuskan, mengatakan dan berbuat suatu hal tanpa persetujuan orang yang bersangkutan!"
Leonardo berani bersumpah, bahwa suara wanita ini tidak ada manis-manisnya, nyaring sekali!
Sehingga rasa-rasanya, suara wanita ini masuk ke dalam gendang telinganya dan rasanya pedih sekali."Kau ini! Bisa tidak bicara pelan-pelan?"
"Huh? Apa kau bilang? Pelan-pelan? Tentu saja aku bisa kepada seluruh manusia di muka bumi ini kecuali kau!"
Lalu Alexa mendorong tubuh Leonardo dengan lengannya, tentu saya ia tidak ingin membuat jari jemari tangannya merasakan betapa hebatnya otot pria itu.
Karena apa? Karena ia takut. Bagaimana jika nanti tangannya ketagihan memegang? Atau... Bagaimana jika tangannya nanti berpikiran kotor dan membawa arus itu kepada otaknya?Sial, perkara badan saja rumit sekali.
Setelah itu, ia pun keluar dari mobil itu.
Tidak peduli, ia ingin berjalan-jalan sendirian saja. Lagi pula, katanya hanya ingin makan, lalu tiba-tiba pergi ke mall. Alexa paling benci harus mengelilingi dan juga memilih-milih seperti tadi.
Ditambah banyak sekali pengikut mereka. Body guard Leonardo membuatnya seperti menjadi tahanan atau buronan atau apalah itu.
Yang jelas, kalau begini lebih baik mereka berdiam saja di mansion itu.Ketika Alexa mulai kembali masuk ke dalam mall, ia menghela napas. Ia memang tahu ada mall yang jauh dari tempatnya, tepatnya adalah mall yang sekarang ia pijak ini. Namun, mengapa selama ini ia tidak pernah bepergian dengan Alley ataupun Lucas kemari ya? Rasanya tak buruk juga mengingat Alley yang suka berjalan kaki, setidaknya jalan kaki di mall lebih mencuci mata, apalagi toko buku di dalam mall ini lebih besar dan tampaknya lebih lengkap dari pada toko buku kakek.
Ya Tuhan, betapa ia merindukan kakaknya dan sahabatnya itu.
Apa selama ini ia kurang bersyukur dan kurang mengucapkan secara langsung betapa ia menyayangi dua makhluk itu?
Ia jadi berpikir untuk mentraktir keduanya begitu pulang.
Tapi, jika dipikir-pikir lagi, memangnya kapan ia pulang?
Leonardi si sialan itu tidak akan memulangkannya begitu saja.Ia meraba coatnya sendiri.
Bahkan ia tidak memiliki apapun.
Ponsel, uang, dan bahkan ia tidak memiliki sesuatu yang memang ia bawa dari tempat asalnya.
Semua itu telah hilang begitu saja.
Entah apa yang pria itu inginkan?
Ia rindu akan rumah.
Bagaimana jika Alley sekarang sendirian di rumah? Bagaimana jika Lucas tidak menjaga kakaknya dengan baik? Bagaimana jika Alley ternyata semakin jatuh hati dan bahkan kini telah terluka dengan sikap Lucas? Si bajingan satu itu! Awas saja jika terjadi sesuatu.Seketika perasaan dan pikirannya dipenuhi oleh Alley dan Lucas.
Astaga, dulu jika ingin pulang ia hanya tinggal mengendarai Buddy.
Tapi mengapa sekarang serumit ini?
Tangan-tangannya juga sudah pegal sekali, walaupun tadi ia membetulkan mobil Leonardo, itu tidak menghilangkan rindunya terhadap mesin-mesin yang biasanya setiap hari ia sentuh."I miss Buddy..."
Lirih Alexa dengan putus asa, sampai ia terkaget dengan tiba-tiba ada tubuh yang menyentuh bahunya dari belakang.
Padahal posisinya ia sedang berada di pinggiran dalam mall yang dapat melihat pemandangan ke bawah maupun ke atas lantai setelahnya.Bisa saja ia jatuh dari pinggiran ini, apalagi saat ia mendengar suara pria itu bertanya.
"Siapa itu buddy?"
Alexa langsung melangkah ke arah kanannya sebanyak lima kali.
Ia akan menjaga jarak dengan Leonardo mulai sekarang. Pria itu benar-benar berbahaya.
"Bukan urusanmu!""Kenapa kau merindukannya? Banyak sekali pria mu ya. Tidak cukup pria yang bernama Lucas itu, kini kau punya yang lain lagi, Buddy."
Alexa langsung mengerutkan dahinya.
"Begini saja,"
Alexa menarik napasnya lalu berkata.
"Aku mempunyai pria berapa, mengapa aku merindukannya, memangnya itu urusanmu?"Leonardo langsung berdecih dan menirukan gaya berbicara Alexa.
"Begini saja, memangnya kau yang memutuskan mana yang urusanku dan mana yang bukan urusanku?""Tidak, tapi kan..."
Belum sempat Alexa menyelesaikan perkataannya Leonardo langsung memotong.
"Nah, kalau begitu kau cukup jawab apa yang ku pertanyakan. Buat apa kau bertanya balik?"
Alexa kembali menutup mulutnya, lalu ia ingin membuka mulutnya namun saat melihat Leonardo memiringkan kepalanya, ia pun kembali menutup mulutnya.
"Baiklah, kalau begitu aku akan diam saja. Karena berbicara atau tidak itu adalah hak ku, ya kan?"Ada saja seribu balasan kalimat yang dipersiapkan Alexa untuk Leonardo, walaupun tetap saja pria itu akan lebih unggul, tapi tidak ada salahnya mencoba kan?
"Ya, itu hak mu."
Alexa sudah akan tersenyum saat ia pikir jawaban pria itu hanya akan sampai disitu.
"Tapi, lebih baik kau menjawab pertanyaan ku mulai sekarang jika kau tidak ingin ku berikan tanda lebih banyak. Mungkin besok, aku bisa membuatnya di lengan atas mu jika kau mau."
Kata pria itu sambil tersenyum.Luar biasa sintingnya. Tidak ada lagi yang lebih sinting dari pada seorang Leonardo.
Bisa-bisanya pria itu berkata seperti itu dengan santai dan ekspresi senyum begitu saja?
Sejujurnya ada masalah hidup apa pria ini sehingga berbuat seperti ini?
Menyiksa, menahan, dan berbuat semena-mena terhadap orang lain."Sejujurnya,"
Alexa ingin mulai mengutarakan apa yang ia pikirkan.
Bukan tipe dirinya jika tidak menuangkan apa yang berada di dalam pikirannya secara langsung."Aku sudah memikirkannya dari pertama kali aku berada di mansionmu. Kau tampak memiliki masalah. Aku tidak mengatakannya agar kau bersimpati atau melepaskan ku. Ya, walaupun dengan ini kau melepaskanku alangkah lebih baiknya itu dan tentu saja aku tidak menolak. Tapi, aku bisa membaca itu semua dari sikap dan gayamu.
Setidaknya kau harus menyelesaikan luka atau masalahmu agar kau tidak terus menerus sakit seperti ini."Kalimat yang dikeluarkan oleh Alexa membuat langkah kaki Leonardo berhenti.
"Kau terlalu berpikir banyak akan sesuatu yang bukan urusanmu."
Mungkin ini sudah ke dua kali atau mungkin lebih tanpa sadar Alexa ditolak untuk mengerti Leonardo.
Hanya saja, ia merasa kasihan dengan pria ini. Walaupun ia telah dilukai, tetap saja ia tidak bisa merasakan benci yang sangat teramat kepada pria ini. Seakan-akan malah lubuk hatinya yang berteriak agar ia dapat mendengarkan keluh-kesah pria ini.Ia ingin mengetahui lebih lanjut dan memahami pria ini. Entah mengapa batinnya, alam bawah sadarnya menyuruhnya agar seperti itu.
Ia tentu saja tidak mencintai Leonardo, tapi tentu saja ia tidak membenci pria ini.
Mungkin, ia bisa hanya menjadi teman? Ya kan? Mengapa tidak?Btw, yang di atas ini, aku bikin versi wallpaper hp nya, wkwkwk. Kalian suka ga sih pake wallpaper dari wattpad?
To be continued...
.041120.
KAMU SEDANG MEMBACA
The GANGSTER trapped me
Romance#The Twin Series Leonardo Da Costa tidak pernah berpikir akan ada yang berani melawannya. "Kau pikir, kau siapa?" Gila, berani sekali gadis ini. "Aku? Pria yang mulai detik ini gila akan dirimu. Bawa dia pulang!" Alexandra langsung meronta-ronta. "L...