Happy readinggggg!
See u Sabtu;))
.
.
.Siapa yang tidak akan takhluk dengan seorang Leonardo Da Costa? Apa lagi berlama-lamaan dengannya.
Sungguh, bukan suatu hal yang mudah untuk menahan diri di saat godaan memang seberat itu.
Pria itu bukan pria yang lembut, sesuatu yang lembut bukan tipe dan gaya dari pria itu.Dan seorang Alexa, tidak pernah bermimpi diperlakukan dengan lembut oleh pria itu.
Alexa memiringkan tubuhnya ke sebelah kiri, lalu ke sebelah kanan.
Hal itu berlanjut hingga besok paginya.Biasanya ia tidak pernah tidak bisa tidur apalagi hanya karena hal seperti ini. Ia memang sering begadang, tapi biasanya karena mengurus motor dan sebagainya.
Rasanya tidak enak sekali, ia mengantuk namun ia tidak bisa tidur, ia berbaring tapi tidak ada satupun posisi yang membuatnya nyaman, ia pun telentang dan menatap langit-langit kamar hotel yang ia tempati ini.
Ia teringat dengan perlakuan Leonardo terhadapnya.
Bagaimanapun ini adalah ciuman pertamanya, bagaimana ia bisa melupakannya begitu saja?
Ia pun berbalik dan menutup wakahnya dengan bantal lalu sedikit berteriak.
Ya ampun, dirinya sangat gemas dengan diri sendiri.
Mengapa juga ia terdiam begitu saja dan bahkan hanya bisa melihat pria itu meledeknya?Apa benar bahwa ia mencintai pria itu?
Tapi kan...
"Kau... Sedang apa?"
Seketika Alexa pun berbalik dan menatap orang yang berbicara padanya. Ia lupa bahwa ada connecting door dan pria itu bebas kapan saja masuk.
Tunggu, apakah Leonardo mendengarkan teriakannya tadi? Harusnya padam karena bantal kan? Dia tidak mendengarkan apa-apa kan?
Alexa pun berdeham dan membenarkan cara ia duduk.
"Tidak, memangnya aku sedang apa?"Leonardo mengedipkan matanya dua kali sambil memperhatikan wanita di depannya ini dan berkata,
"Sepertinya ada yang salah.""Apa?"
"Kau belum tidur?"
Alexa sadar bahwa ini sudah pukul empat pagi, tapi mau bagaimana lagi?
"Apakah kita akan pulang hari ini?"
Tanyanya, setelah terlontar pertanyaan seperti ini dari mulutnya barulah ia sadar.
Sejujurnya, ia ini piaraan bagi Leonardo atau apa, sih?"Kemungkinan iya, tapi sedikit siang atau bahkan sore. Kita lihat situasi."
Begitu pria itu menyelesaikan ucapannya, Alexa pun menjawab.
"Apalagi yang harus diurus? Masih banyak?"
Leonardo pun mendekati Alexa dan menatap ke manik mata wanita itu.
"Memangnya kau harus tahu urusanku? Apa kau mulai menikmati peran sebagai wanita dari seorang Leonardo Da Costa? Apakah kau mulai mencintaiku? Ataukah..."
Alexa geram dengan Leonardo yang sengaja memperlama perkataannya dan langsung berkata,
"Apa? Kau mau bertanya apa?""Love me already, baby girl?"
Sial, pertanyaan itu lagi.
"Jangan sampai aku muak dengan perkataan itu, Leonardo."
Tatapan tajam Alexa pun mulai timbul.
"What? Aku yakin hanya baru menyebutkannya beberapa kali.""Tapi, aku membencinya!"
Leonardo pun mengangkat sudut bibirnya.
"Kau membencinya karena hal itu benar. Kena kau, gadis kecil."
Alexa tidak suka dengan panggilan itu.
"Aku bukan gadis kecil.""Setidaknya kau jauh lebih muda dariku."
"Ha, baiklah paman tua."
Alexa memang selalu memiliki 1001 cara untuk menjawab omongan orang lain. Wanita itu memang benar-benar.
Namun, hal itu jugalah yang membuatnya berbeda dari pandangan Leonardo, kalau dia tidak begitu, mana mungkin mereka sejauh ini."Kalau begitu, aku tidak akan kemana-mana kan? Aku akan tidur saja hari ini."
Ia pun membaringkan badannya sendiri dan mulai mencari posisi enak. Ia memaksakan diri untuk tidur dari pada berbicara lebih lanjut hingga gila dengan Leonardo.
Menanggapi pria itu menguras tenaganya. Apalagi sikap pria itu seperti motor yang kekurangan oli. Mesinnya selalu panas. Atau bisa juga kebanyakan oli, maka tarikkan menjadi berat.
Maka sikapnya selalu saja membuat orang panas. Membuat orang emosi dari jiwa hingga raga.Leonardo pun menaikkan bahunya dan kembali ke kamarnya, karena memang ia harus pergi. Begitulah pekerjaan gangster, tidak mengenal jam untuk pertemuan.
...
Hampir menjelang pukul tiga sore atau empat sore, Leonardo pun pulang, dan bertepatan dengan itu Alexa mendengar mereka pulang. Ia sudah membuka connecring door terlebih dahulu agar tahu bila mereka pulang.
Baru saja Alexa ingin melangkah menyapa mereka, tapi ia mendengar suara Andre yang memberitahu persoalan tentang ponsel miliknya.
"Ponsel nona sudah berdering empat kali tuan dari orang yang bernama Lucas itu."
Kaki Alexa pun kaku, ia tahu bukan tipe Lucas yang mengkhawatirkannya begini, jika ia sudah mengatakan kepada Lucas aman, bahwa Lucas tidak akan meneleponnya atau apapun."Biarkan saja."
Ucapan Leonardo membuat Alexa melangkah dengan cepat dan melebarkan connecting door yang ada.
"Berikan ponsel itu kepadaku!""Kau! Kau bahkan masih berani berbicara dengan pria itu? Kau lupa apa yang ku katakan terakhir kau membicarakan pria itu?"
Alexa tidak habis pikir.
"Ini berbeda! Sewaktu itu yang menelepon adalah Alley, sekarang benar-benar dirinya! Aku takut terjadi sesuatu dengan Alley! Karena perasaanku juga tidak tenang dari tadi. Aku, kami ini kembar. Kami memiliki ikatan batin yang kuat. Setidaknya, jika kau ingin menahanku dengan tenang, biarkan juga aku tenang."
Mata Alexa mulai berair, sungguh, ia benci panggilan telepon. Karena terakhir kali yang mengangkat telepon dari rumah sakit saat orang tua mereka meninggal pun dirinya."Kau tahu apa yang terjadi jika ini bukan suatu yang penting."
Alexa hanya menengadahkan tangannya agar diberikan ponsel miiknya itu.
Tak lama kemudian Andre pun memberikan ponsel itu ke Alexa dan di panggilan ke sepuluh, Ia pun mengangkat panggilan Lucas."Lucas?"
Suar Alexa sedikit bergetar. Sungguh, ia takut.
"Alexa? Aku harus berbicara dengan cepat tapi sebelumnya kau harus berjanji kau akan tenang terlebih dahulu sebelum mendengarkan perkataanku."
Alexa benci jika harus berjanji. Sudah pasti ada sesuatu yang buruk telah terjadi.
"Tak usah bertele-tele, di mana Alley?"
Lucas pun menarik napas dan berkata.
"Alley kecelakaan dan dia membutuhkan golongan darah yang sama, kau sama dengannya kan?"
Seketika badan Alexa menegang ia bahkan hampir jatuh tapi Leonardo memegangnya.
"Aku akan segera ke sana."
Lalu ia pun menutup panggilan itu dan menangis sambil menatap Leonardo."Aku harus pulang."
Alexa masih berusaha untuk biasa-biasa saja dalam ketakutannya ini."Tapi,"
Tidak, Alexa tidak bisa menahannya lagi."Pulang, Leonardo! Saudaraku membutuhkan darahku! KITA HARUS PULANG."
Semuanya buyar, ia tidak bisa menahan. Bukan main lagi, panik menguasai dirinya.
Ia memegang baju Leonardo dan menggoyangkan tubuh pria itu.
"Seharusnya kau memberikan ponsel itu, seharusnya aku mengangkat panggilan itu dari pertama. Aku tidak akan memaafkanmu bila terjadi apa-apa."
Lalu ia pun menangis saat Leonardo memeluknya dan menggendongnya.
Mereka langsung berangkat detik ini juga.to be continued...
.301220.
KAMU SEDANG MEMBACA
The GANGSTER trapped me
Romance#The Twin Series Leonardo Da Costa tidak pernah berpikir akan ada yang berani melawannya. "Kau pikir, kau siapa?" Gila, berani sekali gadis ini. "Aku? Pria yang mulai detik ini gila akan dirimu. Bawa dia pulang!" Alexandra langsung meronta-ronta. "L...