Happy readingg yahh, duh maap dikit dikit. Soon aku back ke dunia wattpad lagii
.
.I was born for this, born for this
It's who I am, how could I forget?.
.Alexa pun memasuki rumah begitu saja, dan bahkan saat Alley menyapanya ia hanya balas menyapa saudaranya dan memeluk saudaranya dengan erat. Lalu, ia dengan cepat menuju ke kamarnya sendiri dengan beralasan lelah bahkan sebelum Alley menanyakan tentang Leonardo padanya.
Alley yang terheran dengan hal ini pun kebingungan namun ia juga tidak berani menanyakan apapun."Alexa."
Panggilnya sambil mengetuk pintu dengan pelan.
Bukan seorang Alley jika tidak melakukan sesuatu dengan pelan.
"Alexa."
Panggilnya lagi dan Alexa pun menjawab dari dalam."Ayo makan, aku sudah masak. Kita sudah lama tidak makan bersama."
Lalu keluarlah Alexa dan duduk di depan meja makan.
"Kau terlihat kurus, Alexa. Apa dia tidak memberimu makan di sana?"
Alexa pun hanya diam dan mengangguk.
"Aku tidak bisa makan makanan selain makananmu."
Alley pun terkekeh dan menepuk tangannya dua kali.
"Pandai sekali kau ya."
Alexa pun tersenyum dan memakan makanannya dengan pelan. Padahal biasanya buas sekali wanita ini dengan makanan. Tapi, tampaknya bahkan makanan yang ada di piringnya ini tidak akan habis."Jadi, kali ini kau pulang sungguhan?"
Tanyanya hati-hati, entah mengapa sebenarnya saat Alexa pulang ia takut. Ia bahkan sudah tidak suci lagi saat Alexa pulang, bagaimana caranya agar ia menceritakan semua hal yang telah ia lalui dengan Lucas kepada Alexa?
"Ya, sepertinya begitu.""Kau tidak akan pergi lagi?"
Alexa pun menatapnya dengan tajam.
"Kenapa? Kau sudah terbiasa tanpaku? Jadi cuma aku saja yang tak terbiasa tanpamu hingga kurus seperti ini?"
Alley pun tertawa garis tapi hal seperti itu tidak akan lolos dengan Alexa. Kembarannya ini sangat hebat mengintimidasi seseorang."Katakan padaku. Apa yang sebenarnya terjadi. Kau menutupiku dari sesuatu kan? Kau tidak sepintar itu untuk tidak bercerita padaku. Aku ini buku harianmu, Alley. Katakan padaku, katakan."
Pada awalnya Alley terdiak dan mengatur kata-kata terlebih dahulu untuk pembukaan cerita dan ia mengatakannya sepelan mungkin. Ia takut bila Alexa mengamuk dan akan menjungkir balikkan meja makan.Astaga, mengapa Alexa seperti ayah dari Alley saja?
Begitu selesai bercerita, Alexa pun membesarkan matanya bahkan matanya hampir copot.
"WHAT? KAU? LUCAS?"
Sedetik selanjutnya Alexa mengatakannya hanya melalui gerakan mulut dan Alley pun memganggukkan kepalanya."KAU GILA, ALLEY. AKU HANYA MENINGGALKANMU BEBERAPA HARI DARI RUMAH SAKIT DAN KAU SEKARANG... BAHKAN KAU BISA JADI SUDAH HAMIL ANAK LUCAS SEKARANG! Tunggu, apa kau menggunakan pengaman?"
Alley pun menggelengkan kepalanya dengan frustasi."Tidak perlu kau bilang pun aku juga sudah merasa gila dan pengaman itu aku bahkan tidak memikirkannya! Aku mabuk!" Alexa semakin tidak percaya dengan yang Alley ucapkan.
"Ma-mabuk? Kau? Itu tidak mungkin! Sejak kapan kau berani menginjak club malam?" Alexa merasa marah dengan Alley, ia sangat takut jika Alley memasuki tempat seperti itu karena sangat berbahaya bagi wanita sepolos Alley.
"A-aku sebenarnya hanya ingin melupakan masalahku dengan Lucas dan ikut bersama Elle tetapi aku tidak tahu akhirnya akan ada pria yang memberikan minum dengan obat perangsang di dalamnya. Dan ternyata aku tidak sengaja menelepon Lucas ketika mabuk itu,"
"Lalu, jika kau hamil... Tidak-tidak, jika memang kau hamil dan Lucas harus menikahi wanita gila itu, kita bisa merawat anak ini sama-sama. Aku akan menjadi bibi yang lajang seumur hidup, kita akan hidup bahagia bertiga." Alexa pun mencoba sepositif mungkin, karena ia tidak tahu jalan yang lain. Lagi pula, ide yang tadi ia sebutkan juga tidak buruk. Ia tidak ingin menikah, dan ia rasa Alley juga tidak akan mencintai pria lain selain Lucas.
"Lucas berjanji akan menyelesaikan semuanya dan kami bisa bersama," Alexa mengusap tangan Alley yang berada diatas meja.
"Aku tidak tahu apakah Lucas berkata jujur atau tidak karena ayahnya begitu keras dan sangat sulit lepas dari pria tua itu tetapi jika memang kau harus melakukan semuanya sendiri tanpa pria itu, aku yang akan selalu berada disampingmu. Kita bisa pergi dari sini dan bahagia bertiga, aku tidak peduli jika pria itu temanku sedari SMA. Kau adalah prioritasku," Alley merasa terharu, ia berjalan menuju Alexa dan memeluknya erat.
"Aku sangat merindukanmu, senang rasanya ada dirimu disini. Aku bisa menumpahkan segala hal padamu," Alexa mengusap punggung Alley yang sudah ia tahu dengan pasti wanita itu menangis.
"Aku juga, maaf aku pergi terlalu lama."
Alley menggeleng tidak setuju.
"Bukan salahmu, yang terpenting kita sudah berkumpul bersama lagi sekarang.""Sekarang, kemana pria itu?" Alexa melepaskan pelukan mereka.
"Kembali ke bengkel,""Aku sebenarnya sudah kembali dari malam tetapi aku memilih menginap di bengkel lebih dulu karena sudah terlalu malam. Pantas saja aku tidak menemukannya tadi pagi,"
"Sekarang kau akan ke toko?" Alley menggeleng.
"Tidak, aku ingin istirahat hari ini." Alley bisa melihat mata Alexa berkilat jahil
"Pasti kau kelelahan ya? Astaga, aku tidak menyangka kau akan melakukannya. Ini semua sangat tiba-tiba, aku bahkan tidak berpikir akan menjadi aunty." Astaga, sebenarnya jika memang Alley hamil, pasti lucu sekali mereka memiliki anak kecil di rumah ini. Entah itu ada Lucas ataupun tidak, entah hanya mereka bertiga atau pun ramai, rasanya lucu saja.
"Kau seperti berharap aku hamil saja, belum tentu aku akan hamil." Sebal Alley.
"Apakah kau sudah memeriksa jadwal bulananmu?" Alley menggeleng polos.
"Aku rasa kau harus mulai memeriksanya selama sebulan kedepan," lalu Alley hanya mengangguk mendengar perintah Alexa, benar-benar polos.
...
Alexa mondar-mandir, benar-benar sekali Lucas itu ya, sudahlah mengambil kakaknya dan bahkan ia sekarang tidak datang-datang kemari setelah mengantar Alley.
Dia pikir, dia yang punya bengkel ini?
Rasa Alexa ingin mencaci maki sangat tinggi saat ini.
Rasanya siapapun yang menyenggolnya ia akan memukul orang itu pakai linggis saat ini juga.Masalahmya, tidak ada yang bahkan berani lewat di depannya.
Para pekerjanya ini bahkan sudah mengenal raut wajah Alexa yang jika seperti ini, mereka tidak akan mengganggu.Ia pun menaiki motor kesayangannya yang sudah ia berikan cairan pengkilap.
Bukan main beningnya motor Alexa sekarang.
Lalu ia menidurinya begitu saja.
Astaga, mengapa Lucas tidak menikahi saja Alley langsung?
Ini menjadi beban pikirannya.Tanpa ia sadari, di seberang jalan ada mobil yang terlihat biasa saja, namun mengamatinya dengan tajam.
"Sudahlah, sepertinya tidak ada hal penting yang ia lakukan di sini, kita pergi saja."
Orang yang mendengarkan pun mengangguk dan menjalankan mobilnya langsung.Lagi pula, mana sanggup bawahannya ini menolak apa yang diinginkan oleh atasannya?
To be continued...
.130121.

KAMU SEDANG MEMBACA
The GANGSTER trapped me
Romance#The Twin Series Leonardo Da Costa tidak pernah berpikir akan ada yang berani melawannya. "Kau pikir, kau siapa?" Gila, berani sekali gadis ini. "Aku? Pria yang mulai detik ini gila akan dirimu. Bawa dia pulang!" Alexandra langsung meronta-ronta. "L...