chapter 11

1.1K 95 4
                                    

Widihhh, btr lg 1,5k reads.
Makasih ya, dear♥️
Maap telat update🥺
Untung ada kak adkins911
Yang selaluuuuuu mengingatkan
Wkwkwkwkwkwk,
Kalian ingetin akunya kapan🥺?

Happy reading😘

...

My name is no
My sign is no
My number is no
You need to let it go

...

Alexa langsung mendorong tubuh Leonardo, pria itu pun mundur selangkah, tenaga wanita tidak akan berarti apa-apa baginya, hanya saja ia sengaja mundur karena ia tahu, bahwa wanita ini memang benar-benar masih polos.
Pria sepertinya akan sangat cepat menilai bagaimana wanita yang lama dalam dunia malam dan mana yang baru bahkan saat di dunia biasa.

Bahkan wanita seperti Alexa berbuat apa-apapun belum.
Leonardo menyipitkan matanya.
"Kenapa? Apa yang kau pikirkan? Aku hanya memintamu untuk membersihkan bibirku."

"Ya maksudmu apa?"
Alexa memperhatikan degup jantungnya, mengapa bisa bertambah secepat ini? Pasti semua ini karena si brengsek Leonardo.
"Bibirku kotor, kau hanya perlu mengelapnya."
Alexa yang tadinya membelakangi Leonardo pun langsung menatap pria itu.
"Tangan mu baik-baik saja."
"Lalu?"
"Kau masih bisa memakai tanganmu sendiri, Leonardo!"
"Kau tidak menanyai kaki ku?"
"Memangnya ada masalah apa dengan kaki mu? Kau masih bisa berjalan!"
Leonardo pun terkekeh dalam diam.
"Tentu saja, ayo kita berjalan-jalan."
Dengan santai, pria itu merangkul Alexa dan membawanya keluar dari kamar itu.
Pria ini absurd sekali, perasaan tadi pagi ia marah-marah, kenapa menjelang sore ia sudah seperti manusia paling bahagia di bumi ini?

Tunggu, tunggu.
"Aku lapar!"
Biasanya Alexa akan mengatakan hal ini hanya kepada Alley, dan saudaranya itu pasti akan memberikannya asupan gizi.
Tapi, mengapa ia terpaksa harus mengatakan dan anehnya lagi ia seperti anak kecil yang meminta makanan pada orang tuanya.
"Lalu? Kita akan makan di luar."
Mengingat Leonardo memang gila, ia mau tidak mau mengikuti pria itu.
Tak lupa membawa coat yang cukup panjang untuk menutupi tubuhnya dari apapun itu.

"Kau ingin makan apa?"
Kalau saja ia tidak lapar, mustahil ia akan duduk berdua di mobil bersama seorang Leonardo Da Costa, mereka ini mau pergi saja ribet sekali. Harus ada empat mobil yang pergi bersamaan.

Memalukan sekali rasanya, ia bahkan bukan siapa-siapa tapi mengapa harus diikuti oleh dua mobil lainnya serta satu mobil sebagai penuntun jalan?
Lalu mobilnya Leonardo yang ditengah-tengah itu.
Dibandingkan Alexa yang sibuk melihat ke kanan ke kiri serta depan dan belakang.
Leonardo memperhatikan wanita itu, dari rambutnya cokelat keemasannya, bulu mata gadis ini juga lentik, apakah seorang Dalgliesh harus semempesona ini di matanya?

Barulah Alexa menatap ke arahnya.
"Huh? Apa? Kau bertanya apa tadi?"
Leonardo pun langsung mengedipkan kedua matanya.
"Kau ingin makan apa?"
Baru saja Alexa hendak berpikir akan memakan apa ia nanti.
Namun tiba-tiba mobil mereka berhenti.
"Ada apa ini?"
Tanya Leonardo dalam hitungan detik.
Reaksinya memang benar-benar cepat terhadap hal-hal kecil.

"Sepertinya bannya kempes, tuan. Mobil belakang juga begitu."
Leonardo hampir menganga tak percaya, cuma-cuma ia membeli mobil dengan harga setingkat lima lingkungan perumahan di kota bahkan kota tersebut pun bisa ia beli namun tetap saja bannya bisa kempes.
"Ada ban pengganti?"
"Ada, nona. Persediaan ada di mobil belakang."
Alexa pun membuka pintu namun ditahan oleh Leonardo.
"Apa yang ingin kau lakukan?"
"Apa katamu? Kau bertanya apa yang akan kulakukan? Menurutmu saja! Mobil ini bannya perlu diganti."
Leonardo lupa bahwa wanita yang ia tahan ini adalah seorang montir.
Astaga!

The GANGSTER trapped meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang