chapter 4

1.5K 114 0
                                    

Akhirnya chapter 4, semoga kalian suka ya, jangan lupa untuk follow, comment dan vote:)
Luv u !
Btw, happy birthday
Michele Morrone😏
.
.
💋Happy reading💋
.
.

.Cause I knew you were trouble when you walked in
So shame on me now.

.
.

Mendapati ternyata ia menculik kembaran dari wanita yang ia incar membuat Leonardo pusing. Apa bawahannya ini bodoh semua?
Apakah kurang banyak uji yang dikeluarkan untuk masuk ke perkumpulannya ini?

Bahkan kembaran itu saja memiliki perbedaan yang jauh. Rambut yang sangat berbeda, style serta karakter yang berbeda. Namun, mengapa bawahannya ini bodohnya luar biasa?
"Aku tidak mau tahu, aku benar-benar tidak ingin melihat mereka semua. Yang terkalahkan maupun yang bodoh."
Andre, asisten kepercayaannya lagi-lagi harus menjadi kaki dari kesadisan dan kemarahan Leonardo.

Tidak mudah untuk bisa mengabdi seperti Andre, tapi yang pasti Andre pun tidak akan pernah mengkhianati Leonardo. Ia tak akan lupa jasa atasannya yang sadis ini kepadanya.
Ia akan selalu setia.

Leonardo masih memiliki hati nurani, ialah yang menolong Andre disaat ia masih kecil. Mereka memang tumbuh bersama, namun Leonardo lah yang meminta kepada Ayahnya untuk memungut Andre, kalau saja tidak begitu, ia yakin, dirinya sudah berakhir menjadi budak yang dipakai sembarangan tanpa hidup dengan layak.

Kini hidupnya lebih dari sederhana, menjadi bawahan dari bagian Da Costa, membuatnya bisa menikmati hidup dengan baik.
Mereka keluarga yang baik jika kita mengenalnya lebih dalam.
Hanya saja, perkataan, sifat dan gaya yang milik keluarga Da Costa punya tentu saja tidak akan hilang.

"Baik, tuan."

"Dan satu lagi...,"
Leonardo tak lagi menatap bawahannya itu, ia mengetukkan jarinya di kursi kayu yang ia duduki.
"Aku tidak mau berlama-lama menahan sesuatu yang bukan kuinginkan. Paham?"
Andre langsung mengangguk sekali lagi ia sendiri juga tentu tidak mau berlama-lama terkena marahan atasannya ini.

...

Setelah akhirnya mencari tahu, Lucas mendapati dimana beberapa gangster Da Costa berkumpul. Langsung saja Lucas kesana, tentunya dengan Alexa yang tidak akan mau hanya tenang saja. Mana bisa ia tenang sementara ia tahu penyebab kakaknya diculik?
Rasa-rasanya ia menyesal karena telah menolong kakek itu, tapi berbalik lagi, gangster itu lah yang gila.

Sampai.
Akhirnya mereka tiba di tempat itu.
Bisa saja kan Alley berada disini?
Namun sayangnya tidak. Ini hanya tempat berkumpul seperti bar biasa.

Lucas yang memimpin jalan di depan pun tetap menggenggam tangan Alexa, ia menahan sahabatnya ini agar tidak terlalu tergesa-gesa, dan juga terus memperhatikan orang-orang sekitar. Tentunya mencari tanda Da costa. Yaitu dengan ukiran singa yang berada di tubuh mereka.

Melihat pertanda, Lucas langsung saja dengan cepat ke arah dua orang itu.
"Apakah kalian orang Da Costa?"
Pertanyaan langsung Lucas membuat seluruh manusia yang berjoget di dance floor pun terdiam.
Tidak ada yang pernah bertanya seperti ini biasanya, mungkin.

Kedua orang itu langsung menatap Lucas dan Alexa dari atas kebawah.
"Masih berani bertanya?"
Kumpulan gangster ini memang sombong.
Alexa berdecih dalam hati. Gaya sombong tapi lemah. Apa yang sejujurnya mereka bisa perbuat?
Sial, ingin sekali Alexa mencaci maki dan menghabiskan mereka semua.

The GANGSTER trapped meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang