chapter 34

506 48 2
                                    

Whoopsiieee,
Guys, bakalan update lagi kok sabtu, pantengin terus ya, klo ini tembus 20an, besok aku update juga😘
.
.
.

"Apa? Kau ingin pergi ke luar negeri? Sendirian?"
Alexa tidak habis pikir dengan apa yang dikatakan dengan Alley.

"Tidak, aku tidak akan mengizinkanmu. Bahkan kandunganmu masih begitu kecil dan lemah, tidak mungkin kau bisa bepergian kemana-mana seenaknya dan sendirian."
Alley tidak meminta persetujuan Alexa, ia membutuhkan dukungan dari saudaranya ini.

"Aku sudah dewasa dan akan menjadi ibu, aku tentu bisa menjaga diriku sendiri. Aku yakin bahwa apa yang ku pilih menjadi yang terbaik."

"Tapi tidak begini, Alley. Kalau begini kau membahayakan dirimu sendiri.
Alley menggelengkan kepalanya.
"Tentu saja tidak, aku sudah membuat rencana sebaik mungkin sampai aku bisa bepergian dengan baik."
Alexa mungkin lupa bahwa saudaranya ini adalah orang yang teliti dan juga sangat siap menjadi seorang ibu.

"Aku akan bepergian melalui darat sampai kandunganku masuk ke trisemester ke dua. Aku sudah mengecek dan bertanya kepada dokter bahwa aku bisa aman naik pesawat jika usia kandunganku masuk minggu ke - 14. Nah, rute yang telah ku buat ini sudah yang paling sangat aman."
Alexa masih heran dengan apa yang diinginkan oleh Alley.

"Apa kau tidak bisa di sini saja?"
Ia masih ingin bernegosiasi, mana tahu kembarannya ini dapat berubah pikiran setelah melihat wajah melasnya yang tidak ada imut-imutnya ini.

"Apa kau tega melihat aku tertekan di sini?"
Alley menjawab Alexa dengan kembali mengeluarkan pertanyaan agar membuat Alexa menjadi berada di pihaknya.
"Bahkan tertekan lebih bahaya dari pada bepergian..."
Ia sengaja agar Alexa membolehkanmya pergi, kalau tidak Alley juga bisa tidak tenang, ia selalu berpikiran yang tidak-tidak dan sedih. Dan, ini bukan hanya sekedar perkataan, ini benar-benar alasan yang membuatnya ingin pergi.
Kalau tidak, mana mungkin ia akan sekeras ini ingin pergi berjauhan dengan saudara kembarnya?

"Kalau begitu aku akan menemanimu."
Alley hanya tersenyum.
"Kau tidak akan bisa pergi dengan tenang jika kau memikirkan pria itu."
Alexa mengernyitkan dahinya.

"Siapa?"
Alexa ingin pura-pura tidak tahu siapa yang dimaksud oleh Alley.

"Tidak usah pura-pura, aku tahu bahwa kau menyukai gangster itu. Siapa namanya?"
Alley sudah peka sejak melihat gerak-gerik adiknya saat di rumah sakit saat ia kecelakaan, sudah pasti adiknya ini terjerat oleh pria yang salah menculiknya itu dan demikian juga pria itu.

"Leonardo. Leonardo Da Costa."
Ah, ya, tak asing lagi sudah nama itu di telinganya.

"Dia memang tampan, gagah dan juga keren kok. Wajar saja kau terpesona setelah ia menculikmu."
Alexa memutar bola matanya.
"Entahlah, aku tidak yakin juga bisa berakhir baik dengannya. Ia terlalu sulit dan aku juga terlalu sulit."
Alley paham bahwa Alexa tidak begitu bisa mengekspresikan dirinya.
Alexa tidak bisa begitu sedih, tidak bisa begitu senang dan juga terlalu hidup tegar seakan-akan bahwa dirinya bisa melakukan apapun.

Mereka memang hanya berdua, dan memang sampai sekarang pun hanya berdua.

"Aku akan baik-baik saja."
Alley menggenggam tangannya tiba-tiba dan tersenyum hangat.

"Astaga, kau selalu saja dapat membuatku khawatir. Kenapa kau tidak bisa diam saja sih?"
Alexa memeluk Alley dan menggoyang-goyangkan tubuh Alley seperti penguin berjalan.

"Hei, nanti baby pusing, aunty."
Alexa tersenyum saat mendengar Alley berkata seperti itu.
Ia menunduk dan mensejajarkan diri dengan perut Alley.

"Ah, iya. Aku melupakanmu baby kecil. Jaga mommymu ini ya, dia ingin berpetualang denganmu. Ayo kita cari cara lain agar mommy tidak sendirian."
Alexa mengetuk-ngetuk perut Alley dengan pelan untuk mengakhiri obrolannya dengan keponakannya yang di dalam kandungan itu.

To be continued...
.240221.

The GANGSTER trapped meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang