chapter 31

517 57 11
                                    

Met malming yahh kaliannn
♥️♥️♥️♥️♥️
Jan lupa vote, komen and pollow🤣
.
.
.

The middle finger was our peace sign

.
.
.

Padahal waktu itu Alley pulang dengan ceria.
Namun entah mengapa beberapa hari ini, kakaknya luntang-lantung seperti tidak berpendirian.
Seperti sekarang contohnya, dengan inisiatif ia pun bertanya kepada Alley.
"Mengapa kau geleng-geleng seperti itu?"

"Tidak apa-apa," Jawab Alley dengan singkat yang justru menjadi tanda tanya baginya.

"Lucas tidak bisa dihubungi sampai sekarang?"
Alley mengangguk lesu. Ternyata dugaannya ini benar.

"Dia juga tidak masuk sejak aku memarahinya waktu itu, pada hari itu dia masuk setelah mengantarkanmu tetapi setelahnya tidak pernah lagi." Ujar Alexa sambil mengingat ingatannya tentang Lucas.

"Apa aku harus mendatangi apartemennya? Aku takut terjadi sesuatu padanya."

"Kau mau kesana? Ayo, aku akan mengantarmu." Alley dan Alexa bergegas mengganti baju mereka dan pergi menggunakan mobil yang sudah lama tidak digunakan.

"Ya ampun, aku sudah lama sekali tidak menyetir mobil. Rasanya sangat aneh," Alley tersenyum tipis, ia tidak begitu banyak menanggapi adiknya. Karena pikirannya sedang kesana dan kemari.

"Kalau begitu, mulai sekarang kau harus lebih sering menggunakan mobil. Sayang sekali mobil ini hanya didiamkan saja di garasi, dia pasti cemburu karena kau lebih memilih mengurus motormu."
Alexa menggeleng tegas, ia tidak akan beralih.

"Motor itu kendaraan terbaikku, kemana saja mudah dan tidak perlu terjebak macet terlalu lama. Mengapa tidak kau saja yang menggunakan mobil ini? Aku akan mengajarimu menyetir."
Lagi pula, Alley harus belajar, bagaimana jika mereka sudah berkeluarga, lalu Lucas ada urusan dan ia harus pergi juga?

"Aku tidak mau, aku sudah nyaman menggunakan transportasi umum." Alexa berdecak malas.

"Kalau begitu jual saja mobilnya daripada tidak terpakai,"
Jalan singkat dan jalan tengahnya memang ini, bukan?

"Jangan! Mobil ini kan peninggalan mom dan dad, jangan dijual. Tidak mengapa hanya menjadi pajangan saja, bisa jadi aku berubah pikiran dan mau belajar menyetir mobil." Alexa menjentikkan jari tengah dan jempolnya bersamaan tanda setuju dengan ucapan Alley.
Begitulah cara mengubah pikiran Alley dalam sekejap. Mudah, bukan?

Alley dan Alexa berjalan bersisian menuju apartemen Lucas, Alexa bisa melihat Alley begitu tidak sabar menemui pria itu. Memang dasar budak cinta, Alexa menggelengkan kepala melihatnya. Mereka berdua mengingat nomor apartemen milik Lucas, ketika sudah sampai di depan pintu Alexa membunyikan bel. Wanita itu menekan belnya sekali lagi karena tidak ada yang menjawab.

Alexa dan Alley bisa mendengar suara pintu yang dibuka kuncinya, wajah Alley sudah tersenyum lebar menanti Lucas namun senyumannya langsung pudar ketika melihat orang yang berdiri di depannya. Bukan Lucas tetapi seorang wanita yaitu Teresia, Alexa membulatkan matanya terkejut. Mengapa wanita ular itu ada disini?

Bahkan wanita itu menggunakan pakaian tidur seksi yang mengundang banyak lelaki.

Teresia yang melihat saudara kembar itu tersenyum sinis, melipat kedua tangannya menatap remeh dua wanita di depannya.
"Ada apa kau kesini?"

"Dimana Lucas?"

"Lucas? Tentu saja di dalam. Aku akan panggilkan," sebelum Tere sempat memanggil Lucas berjalan mendekati pintu dengan tubuh bagian atasnya yang tidak mengenakan apapun.

"Ada sia..."
Alexa tidak membiarkan pria itu sampai membuka mulutnya dengan sempurna.

"KAU BAJINGAN!" Alexa bergerak masuk meninju wajah Lucas membuat Alley dan Teresia menjerit terkejut. Alexa terus membabi buta meninju wajah pria itu dan Lucas pasrah tidak menghentikan. Alley yang lebih dulu sadar dari keterkejutannya segera berusaha menarik Alexa, sedikit sulit karena wanita itu mengeluarkan semua tenaganya.

"Alexa, berhenti!" Setelah dengan sekuat tenaga Alley bisa menahan Alexa untuk berhenti memukul Lucas.

"Apa yang kalian lakukan?"
Teresia marah melihat wajah Lucas yang babak belur.

"Aku akan menuntut kalian karena sudah melakukan kekerasan pada suamiku!" menatap nyalang Alexa dan Alley yang terpaku mendengar kata 'suami' keluar dari mulut Teresia.

"Su-suami?" lirih Alley terbata dan hal itu memancing senyum kemenangan terbit di bibir Teresia.
Alexa menatap saudaranya, sudah pastilah perasaan Alley saat ini pasti sangat kacau.

"Iya, suamiku. Kami sudah menikah tiga hari yang lalu dan aku yang menjadi istrinya serta anak dikandunganku adalah anak Lucas," Teresia mengusap perutnya yang sudah tidak terlalu rata.

"Ka-kau! Lucas, aku tidak tahu apa yang harus aku katakan. Tetapi, mulai detik ini kau bukan sahabatku lagi!" suara dingin Alexa membuat Lucas gemetar tetapi ia tidak mampu mengatakan apapun untuk membuka mulut saja terasa berat.

"Jangan pernah mendekatiku dan Alley, kami tidak sudi mengenal orang sepertimu yang hanya mengeluarkan janji-janji dan omong kosong. I hate you!" Alexa meneteskan air mata yang langsung ia hapus secepatnya tidak sudi jika pria itu melihatnya menangisi Lucas namun sayangnya Lucas sudah melihat dan membuat hatinya seperti dihantam sesuatu yang keras. Lalu tatapannya jatuh pada Alley yang menatapnya sendu, jangan menangis sayang. Teresia menggunakan kesempatan ini untuk memeluk tubuh Lucas yang tidak tertutup baju.

"Bisa kalian pergi? Kalian mengganggu malam kami sebagai pasangan suami istri," sinisnya.

"Ayo kita pergi, aku jijik berlama-lama di tempat ini." Alexa menarik Alley yang pasrah tanpa bisa melawan.
Tentunya ia tidak akan membuat Alley terinjak-injak dalam situasi ini!

Begitu di mobil, Alexa hanya bisa mendengarkan isakan tangis dari Alley.
Demi apapun bukan hanya kakaknya saja yang patah hati.
Ia pun sangat merasa dikhianati oleh Lucas.
Pria gila itu! Astaga, Alexa hanya bisa fokus dengan mobil terlebih dahuku sekarang. Ia membiarkan kakaknya menangis terlebih dahulu. Walaupun ia sedikit takut Alley tidak bisa bernapas karena menangis terlalu kencang.
Sampai akhirnya ia pun angkat bicara.

"Alley, aku takut kau tidak bisa bernapas. Sudah, apa untungnya menangisi bajingan seperti Lucas?" Alley tidak menjawab lebih memilih menatap ke luar. Sesampainya di rumah wanita itu berlari menuju kamarnya dan kembali menumpahkan tangisnya.

"Ya Tuhan, mengapa rasanya sakit sekali?" suara Alley terdengar sengau, dan itu terdengar sampai ke telinga Alexa.
Sial, apa yang telah diperbuat Lucas kepada kakaknya ini harus terbayarkan.

Geram sekali tangannya, ia pun mencengkeram stir mobilnya.
Mengapa pria di muka bumi ini tidak ada satupun yang benar? Terutama yang mendekat pada dirinya dan kakaknya.

Ini menjadi pelajaran baginya, bahkan sahabatnya sendiri pun tidak bisa dipegang omongannya dan kelakuannya pun tidak menjamin.
Mungkin ia baik saat menjadi sahabat.
Tapi, ternyata tidak saat menjadi pasangan bagi kakaknya.
Jika ia bisa menyalahkan semuanya, ia pasti menyalahkan dirinya sampai kakaknya ini bisa bertemu dengan Lucas.
Lalu, ia akan menyalahkan dirinya sendiri mengapa tidak menjaga kakaknya sehingga bisa terjadi kejadian sebelum-sebelumnya yang tidak menyenangkan.

Walaupun begitu, ia harap tidak akan ada lagi kejadian menyedihkan berikutnya dalam hidup ini.

To be continued...
Guys, makasih ya udah selalu baca dan tungguin.
Luv u all🍃

.230121.

The GANGSTER trapped meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang