Yawla, aku getar-getir, otak lagi mandek buat ngarang😭😭😭
Semangatin aku donk;)
.Met malming btw hihi.
.
I wonder, wouldn't it be nice
To live inside a world that isn't black and white?
.
Happy reading!
.Leonardo terngiang dengan semua perkataan Alexa. Bisa-bisanya wanita itu membuatnya tidak bisa tidur dan malah semakin memikirkan masalah yang ada di dalam dirinya.
Luka? Terus-menerus sakit? Sikapnya yang terbaca?
Apa-apaan ini semua?
Ia pun keluar dari kamarnya seperti biasa tanpa baju hanya celana dan jubah gelapnya yang panjang, ia menuju satu ruangan khusus alkohol untuk mengambil sebotol wine di salah satu rak panjang itu.Lalu ia menuju ke dapur dan langsung mengambil gelas wine yang biasa ia pakai, ia pun menuang cairan itu hingga seperempat gelas itu terisi.
Baru saja ia merasakan ujung gelas terkena bibirnya, namun karena ada yang menahan lengannya, gelas itu kembali mundur.
"Meminum wine agar bisa tidur?"
Ck! Wanita ini lagi.Leonardo pun tidak menghiraukan Alexa dan tetap ingin meminum namun ditahan lagi untuk ke dua kalinya oleh wanita ini.
Ia pun menarik napasnya.
Baiklah, mari kita dengar apa yang ingin dibicarakan wanita ini.
Alexa menurunkan lengan Leonardo sehingga pria itu menaruh gelas yang tetap berada di genggamannya di meja bar dapur."Seharusnya kau tidak meminum minuman beralkohol seperti ini. Awalnya memang sangat membantu mu untuk terlelap tapi setelah itu kau akan terbangun bahkan bermimpi buruk."
Dengan memiringkan kepala dan tetap mendengarkan, Leonardo menatap mata wanita yang sedang menasihatinya ini.
Really? Wanita ini ingin mencoba untuk memberikan nasihat kepada pria yang berumur 28 tahun? Yang bahkan pria ini saja tidak mendengarkan perkataan ayahnya sendiri.Ia menyeringai dan tertawa dalam hatinya tanpa mendengarkan omongan-omongan yang tidak perlu ia dengar.
Begitu Alexa diam, ia pun berkata,
"Sudah selesai bicaranya?"
Kemudian ia kembali mengambil gelas dan winenya agar naik ke kamar bersama dengannya meninggalkan Alexa yang menatap Leonardo dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.
Satu sisi, ia sendiri tidak mengerti mengapa ia ingin mengenal dan bahkan mungkin berteman dengan pria itu. Tapi di satu sisi, ia ingin membenci Leonardo, apalagi saat mengenang tubuhnya yang telah diberikan tanda tato seperti ini.Entahlah apa yang harus ia lakukan ke depannya. Untuk apa ia berada disini. Alur macam apa ini? Bahkan novel yang dibaca oleh Alley tidak serumit ini.
Alexa mengambil segelas air dan meminumnya hingga tandas....
Jika siang tadi pikiran Alexa dipenuhi oleh Alley dan Lucas lalu malamnya dipenuhi oleh pikiran tentang Leonardo dengan segala sikapnya.
Berbeda dengan pula Alley.Lucas kembali membawa Alley ke apartemennya, wanita itu terlihat pucat dan lemas.
Lucas menggandeng Alley takut terjatuh, setelah memasukkan password pria itu membawa Alley menuju kamarnya. Membiarkan wanita itu beristirahat lebih dulu meninggalkannya sendirian.
Tetapi, langkahnya berhenti merasakan Alley memegang jarinya tidak ada tenaga."Jangan pergi, temani aku."
Ucapnya lirih."Aku ingin membuatkan bubur untukmu," Alley menggeleng lemah.
"Aku tidak mau makan, nanti saja. Temani aku saja sekarang," tatapannya memohon pada Lucas membuat pria itu mau tidak mau luluh.
Lucas berjalan menuju sisi tempat tidur yang kosong, membaringkan tubuhnya di samping Alley yang langsung menghadap kearahnya. Mereka bertatapan tanpa mengucapkan apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
The GANGSTER trapped me
Roman d'amour#The Twin Series Leonardo Da Costa tidak pernah berpikir akan ada yang berani melawannya. "Kau pikir, kau siapa?" Gila, berani sekali gadis ini. "Aku? Pria yang mulai detik ini gila akan dirimu. Bawa dia pulang!" Alexandra langsung meronta-ronta. "L...