♥️Happy Reading♥️
Minggu depan, updatenya bakalan seminggu sekali, menurut kalian, lebih baik update di hari Rabu atau Sabtu?
.Tolong divoting ya, dear.
❣️Lgsg komen aja❣️
.No, nobody but me can keep me safe
And I'm on my way.
Apa itu perasaan?
Mengapa perasaan bisa mempengaruhi segalanya?
Mengapa setiap apapun yang kita lakukan, perasaan kita juga menilai dan menuntut kita?
Mengapa perasaan begitu kejam bahkan ketika ia sendiri hidup di dalam diri kita?
Kejam secara tak langsung menuntut kita, dari perlakuan baik yang kita tiba-tiba merasa senang dan saat perlakuan buruk kita pun merasa ada sesuatu yang salah dan tak bisa tidur karena memikirkan hal itu terus-menerus.
Hati, perasaan, cinta?Apakah ternyata Leonardo masih memiliki semua hal itu bahkan ketika ia sudah ditinggalkan oleh ibunya begitu saja dari kecil?
"Kenapa kau selalu meminum-minuman keras setiap malam?"
Leonardo menatap Alexa yang tiba-tiba berada di belakangnya.
Mengapa gadis ini bisa masuk ke kamarnya?
"Tadinya aku hanya ingin lewat, tapi pintu mu terbuka."
Sepertinya Alexa bisa membaca pikirannya, hebat bukan?"Mengapa kau berjalan-jalan? Kau harusnya baring saja, istirahat."
Leonardo tetap menatap pemandangan yang berada di bawahnya kamarnya, yaitu kolam renang dan lainnya.
Percaya atau tidak, kadang Leonardo turun langsung menyebut dari kamarnya ke kolam tersebut dan saat itu juga, semua orang akan terkejut, karena suara yang dihasilkan dari kolam luar biasa mengagetkannya.
Apalagi bobot Leonardo bukan main, untuk seukuran pria sepertinya, tetap saja berat.Itulah gunanya balkon baginya.
"Aku tidak sakit."
Leonardo seperti biasa hanya memakai jubah tanpa kaos dalaman.
"Lebih baik kau tidur, aku bisa saja pura-pura mabuk dan menghabisimu malam ini."
Alexa kini berdiri di sebelahnya.
"Tidak ada orang jahat yang menyebutkan niatnya terlebih dahulu.""Tentu saja ada. Misalnya, Aku."
"Kau lucu sekali ya."
Hell, nah. Mana pernah ada manusia yang mengatakannya lucu.
Apakah Alexa rusak karena kurang makan makanya bisa berkata seperti itu?
"Lucu?"
Wanita itu menganggukkan kepalanya.
"Tadi siang kau lembut sekali. Malamnya kau berubah. Kau mudah sekali berubah."
Leonardo pun bergerak dan seketika ia menarik tubuh Alexa berada di depannya.
Posisinya mereka sama-sama menghadap pemandangan kolam renang, namun Alexa merasa seperti di dalam dekapan Leonardo. Tapi, pria itu tidak menyentuhnya sama sekali, seperti mengurungnya saja, karena lengan Leonardo keduanya memegang pinggiran balkon."Sepertinya begitu."
Seketika Alexa menyesal karena mengingatkan Leonardo dan kini membuat pria itu menjadi seperti ini kembali.
Lebih baik Alexa mencoba memberikan pertanyaan-pertanyaan normal kepada pria ini sebelum dirinya yang menjadi tak normal."Jadi, mengapa kau minum tiap malam?"
Alexa mencoba menatap pria itu dari bawah tanpa membalikkan tubuhnya.
Dengan menengadahkan wajah saja sudah cukup.
Tingginya jauh sekali dari pria ini.
Tapi, Leonardo malah gagal fokus dengan pertanyaan Alexa.
Wajah gadis ini sangat pas di penglihatannya.
Apalagi mata dan bibir Alexa begitu bersinad dan mengkilap menurut pandangannya saat ini."Entahlah, aku tidak bisa tidur."
Jawabnya setelah berpikir sekian lama.
"Apa yang kau pikirkan saat kau tidak bisa tidur?"
Leonardo tersenyum mendengar pertanyaan Alexa dan membuat gelas winenya menyentuh pipi wanita ini.
Sehingga Alexa terkejut saat pipinya tersentuh dengan gelas itu, gila, dingin sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
The GANGSTER trapped me
Romance#The Twin Series Leonardo Da Costa tidak pernah berpikir akan ada yang berani melawannya. "Kau pikir, kau siapa?" Gila, berani sekali gadis ini. "Aku? Pria yang mulai detik ini gila akan dirimu. Bawa dia pulang!" Alexandra langsung meronta-ronta. "L...