02. Under the rain

2.5K 178 11
                                    

Flashback

Twelve years ago

New York, 2.13 p.m

Hujan deras mengguyur jalanan kota New York, semua orang memilih untuk cepat pulang ke rumah masing-masing. Tapi tidak untuk seorang anak laki-laki berumur 10 tahun yang memilih untuk duduk di salah satu bangku taman, ia tidak perduli derasnya hujan yang mengguyur tubuhnya.

Ia sedang menangis, tapi air hujan berhasil menyamarkan air matanya. Tubuhnya sudah mulai bergetar karena kedinginan, bibirnya pun sudah berubah menjadi biru.
Ia merasakan air hujan sudah tidak mengguyur tubuhnya lagi, seketika ia langsung mendongakkan kepalanya.

"Kau kedinginan, lebih baik kau pulang." Kata seorang anak perempuan yang usianya 5 tahun.

"Pergilah!" Usir anak laki-laki itu, tapi anak perempuan itu tetap saja masih memayungi anak laki-laki itu.

"Kau bisa sakit." Anak perempuan itu berkata dengan suara yang sangat menggemaskan.

"Pergilah!" Anak perempuan itu malah membuka tasnya, dia mengambil hoodie di tasnya itu.

"Pakailah! Kau kedinginan." Anak perempuan itu memberikan hoodie nya kepada anak laki-laki itu.

"Kenapa kau sangat perduli denganku hah? Lebih baik kau pergi! Kau tidak perlu mengasihani ku!" Bentak anak laki-laki itu  dengan nada tingginya, tanpa menoleh sama sekali. Pandangannya hanya tertuju ke depan.

"Sesama manusia harus saling membantu." Karena tangannya pegal memegangi payung, anak perempuan itu melemparkan payungnya. Akhirnya ia juga ikut terkena guyuran air hujan.

"Tidak usah sok kenal denganku!" Bentak anak laki-laki itu.

"Baiklah, perkenalkan namaku Atlanna." Anak perempuan itu menjulurkan tangannya untuk bersalaman dengan anak laki-laki itu.

Dengan ragu anak laki-laki itu pun akhirnya menerima uluran tangan Atlanna, ia bisa melihat mata Atlanna yang begitu indah menurutnya.

"Maverick Avellino." Atlanna yang mendengar itu tersenyum.

"Bolehkah aku memanggilmu dengan Avellino?" Maverick langsung mengangguk, ia tidak bisa mengalihkan pandangannya dari mata Atlanna.

"Iya." Maverick mengubah nada bicaranya dengan sedikit lembut.

"Aku harus memanggilmu dengan apa? Atlanna? Namamu sangat susah dan juga sangat panjang," kata Maverick.

"Namamu juga sangat sulit dalam pengucapannya." Atlanna tampak sedang memikirkan sesuatu, Maverick yang melihat raut wajah Atlanna yang seperti itu tanpa sadar dia tersenyum tipis.

"Allino? Itu lebih mudah, jadi aku akan memanggilmu dengan nama Allino." Maverick hanya mengangguk, itu bukanlah nama yang terlalu buruk.

"Alanna? Aku akan memanggilmu dengan Alanna." Atlanna tersenyum lebar mendengar itu.

"Baiklah, aku menyukai nama itu."

"Kau sedang ada masalah? Jika iya, kau bisa menceritakannya denganku." Atlanna memberanikan dirinya untuk menatap mata tajam Maverick.

"Hanya masalah biasa." Atlanna tersenyum mendengar itu, ia pun berdiri dan menarik tangan Maverick untuk ikut berdiri juga.

"Apa yang kau lakukan?" Maverick bingung dengan tingkah Atlanna.

"Ayo! Bagaimana kalau kita main kejar-kejaran? Jika kau berhasil mengejar ku, aku akan memberikan coklat," ajak Atlanna dengan wajah menggemaskannya.

Love and Revenge (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang