"Apa yang ingin kau katakan Mr. Erlio?" Maverick melingkarkan tangannya di dada, ia terus menatap Arvel dengan tatapan misterius nya.
"Aku ingin meminta maaf." Maverick tampak kaget mendengar itu.
"Aku sangat menyesal telah melakukan hal bodoh itu dulu, ayah mu ingin menghabisi istriku. Aku tidak punya pilihan lain selain menghabisinya." Maverick tetap diam, ia tetap menatap Arvel.
"Aku hanya ingin mengakhiri semuanya, tetaplah bersama Atlanna. Karena kebahagiaan Atlanna ada bersamamu, aku melakukan ini demi putriku." Maverick tersenyum miring mendengar itu.
"Aku sungguh tidak percaya, seorang Arvel Atlántico Erlio akan meminta maaf kepadaku." Maverick bisa melihat ketulusan di mata Arvel, tapi tetap saja ia masih belum bisa memaafkan Arvel.
"Kenapa memangnya? Aku sudah menghilangkan egoku hanya untuk meminta maaf kepadamu. Aku tau ini memang salahku, kumohon maafkan aku."
Sebenarnya Arvel sungguh gengsi mengatakan itu semua, tapi demi Atlanna ia harus melakukannya. Jika tidak permusuhannya dengan Maverick akan terus terjadi.
"Sampai kapanpun aku tidak akan bisa melupakan semuanya, gara-gara kau aku kehilangan papa ku!" Suara Maverick meninggi.
"Kau membunuh papa ku! Kau tau rasanya saat tau ayahmu sendiri meninggalkan mu? Rasanya sangat hancur."
"Aku tau, aku juga pernah merasakan hal yang sama. Kehilangan seorang ayah, aku juga pernah merasakannya!" Suara Arvel tidak kalah meninggi sekarang.
"Lalu, bagaimana rasanya? Kau tau kan bagaimana rasanya? Jadi aku tidak perlu menjelaskan lagi bagaimana rasanya."
"Baiklah terserah denganmu, kau tidak bisa memaafkan ku bukan? Tapi kumohon kepadamu, tetaplah bersama Atlanna. Aku tidak bisa melihatnya bersedih."
"Maaf kau bilang? Maaf mu tidak akan bisa mengembalikan papa!" Bentak Maverick kepada Arvel.
"Jaga bicaramu! Jangan tinggikan suaramu itu!" Maverick malah tertawa remeh kearah Arvel.
"Kenapa memangnya? Apa yang akan kau lakukan? Kau juga akan membunuh ku?" Emosi Maverick sudah tidak bisa dikontrol lagi, dan Arvel hanya bisa mengepalkan tangannya menahan amarahnya.
"Sebelum kau membunuh ku, aku yang akan menghabisi mu terlebih dahulu!" Arvel mendekati Maverick lebih dekat lagi.
"Oh ya? Kau kira aku akan takut begitu? Ingatlah papa mu itu memang pantas tiada. Perilakunya sudah sangat keterlaluan." Arvel mengeluarkan semua yang ada di otaknya.
Lagipula Darius lah yang membuat Archio kehilangan ayah dan ibunya, tidak salah Arvel dulu membunuh Darius. Gara-gara Darius, Archio menjadi yatim piatu.
"Berani sekali kau!" Maverick dengan kasar melepaskan infus ditangannya.
"Kenapa aku harus takut? Kau ingin bertarung denganku?" Arvel tersenyum miring melihat wajah Maverick yang emosi.
"Kenapa tidak? kita akan menyelesaikan semuanya saat ini juga." Maverick ingin menonjok wajah Arvel, tapi Arvel berhasil menghindar.
"Sebentar, bagaimana kita buat kesepakatan?" Maverick mengangkat satu alisnya, ia tidak mengerti apa yang dimaksud Arvel.
"Kesempatan apa hah? Tidak usah basa-basi! Lebih baik kita selesaikan sekarang juga." Maverick menarik kasar jaket yang digunakan Arvel.
"Stop! Jika aku menang kau harus mengakhiri semua dendam mu kepadaku dan buatlah Atlanna bahagia. Tapi jika kau yang menang, kau boleh melakukan apapun kepadaku."
Maverick tampak memikirkan kesepakatan itu, sangat menarik. Lagipula pasti ia yang akan menang disini, untung saja luka di perutnya sudah lebih baik. Dengan begitu ia bisa melawan Arvel sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Revenge (Tahap Revisi)
RomanceSEQUEL PLEASE DON'T HATE ME BUAT KALIAN YANG ENGGAK SUKA CERITA BANYAK KONFLIK AKU SARANIN ENGGAK UDAH BACA, SOALNYA CERITA INI KONFLIKNYA BERAT DAN ALURNYA AGAR RUMIT. 17+++ Berbahaya, itulah yang mendeskripsikan sosok Maverick Avellino Lorenzo. Ma...