"Di mobil mereka ada sebuah bom, dan tiga menit dari sekarang bom di mobil itu akan meledak."
Jantung Atlanna rasanya langsung berhenti mendengar itu, ia menggelengkan kepalanya cepat. Setetes air mata pun jatuh, ia bersumpah akan membenci dirinya sendiri jika terjadi sesuatu dengan Arvel dan Athena.
"Jangan-jangan, kumohon jangan Al." Tubuh Atlanna luruh, ia bahkan sampai memohon kepada Maverick.
"Waktu ini terus berjalan, aku tidak sabar melihat kehancuran mereka." Atlanna memegang kaki Maverick.
"Tidak Al, jangan lakukan ini. Aku rela melakukan apapun, tolong jangan sakiti mereka." Maverick menyeringai melihat Atlanna.
"Benarkah itu?" Atlanna mengangguk dengan cepat, ia menghapus air matanya.
"Lebih baik kau bunuh aku saja, daripada kau membunuh mereka." Maverick tersenyum miring melihat itu.
"Sangat menarik." Tatapan Atlanna terus tertuju pada ponsel Maverick yang terus menunjukkan waktu yang terus berjalan.
"Tolong Al, aku rela melakukan apapun. Tolong hentikan timer itu." Atlanna ingin meraih ponsel Maverick, tapi Maverick dengan cepat mendorong Atlanna sampai jatuh.
"Jangan macam-macam! Berani sekali kau!" Maverick menatap tajam Atlanna.
Tubuh Atlanna sangat sakit, ia tidak menyangka Maverick mendorongnya dengan sangat kasar. Atlanna kembali berdiri, walaupun tubuhnya sangatlah lemas.
"Aku bersumpah Al, aku rela melakukan apapun. Tolong matikan timer itu." Semoga saja Maverick menuruti keinginan Atlanna kali ini.
"Jangan memanggilku dengan sebutan itu lagi! Allino sudah tiada!" Suara Maverick meninggi, entah kenapa sekarang ia tidak suka dengan nama itu.
"Sekarang hanya ada Maverick!" Lanjut Maverick.
Waktu itu terus saja berjalan, bahkan tinggal satu menit lagi waktu yang dimiliki Atlanna untuk membujuk Maverick.
"Kau lihat ini? Tinggal satu menit lagi nyawa mereka melayang. Dan lihatlah mereka dengan seksama!" Atlanna kembali melihat Arvel dan Athena di televisi itu.
"Please stop all this!" Teriak Atlanna dengan suara yang cukup keras.
"Berteriak lah! Itu sama sekali tidak ada gunanya." Atlanna seperti orang gila sekarang, ia tidak bisa melihat mobil yang ditumpangi Arvel dan Athena itu meledak.
"Aku akan hentikan timer ini, asalkan kau siap dengan penyiksaan yang ku berikan nantinya." Dengan cepat Atlanna menatap Maverick.
"Aku akan mencambuk mu sampai 30 kali, apa kau siap menerima itu?" Waktu kini menyisakan 15 detik lagi.
Atlanna menelan ludahnya kasar, pasti akan sakit jika tubuhnya dicambuk sampai 30 kali. Tapi keselamatan Arvel dan Athena lebih penting.
"Bagaimana? Kau tidak bisa bukan?" Atlanna menarik nafasnya, ia harus bisa.
"Aku siap jika harus mendapatkan penyiksaan itu, tapi jangan buat mobil itu meledak." Maverick sangat senang melihat Atlanna yang menderita.
"Baiklah." Maverick mematikan timer itu tepat saat waktu menyisakan tiga detik lagi.
Atlanna menghembuskan nafasnya lega melihat itu, akhirnya Arvel dan Athena tidak akan kenapa-kenapa. Televisi itu pun langsung mati.
"Jonathan! Siapakah semuanya!" Perintah Maverick, dengan cepat Jonathan pun mengikuti perintah Maverick.
"Baik sir," kata Jonathan, lalu ia pergi entah kemana.
Jantung Atlanna rasanya kini berpacu dengan cepat, ia menatap takut sebuah cambuk yang kini dipegang Maverick.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Revenge (Tahap Revisi)
RomanceSEQUEL PLEASE DON'T HATE ME BUAT KALIAN YANG ENGGAK SUKA CERITA BANYAK KONFLIK AKU SARANIN ENGGAK UDAH BACA, SOALNYA CERITA INI KONFLIKNYA BERAT DAN ALURNYA AGAR RUMIT. 17+++ Berbahaya, itulah yang mendeskripsikan sosok Maverick Avellino Lorenzo. Ma...