Atlanna merasakan sakit yang luar biasa di perutnya, hal itu yang membuatnya bangun dan membuka matanya. Ia memulihkan semua tenangnya untuk bangkit, tapi semua itu sia-sia.
"Arghhhhh...... Hiks......." Atlanna menangis saat merasakan tubuhnya yang sakit.
Posisinya sekarang adalah ia tiduran di lantai, Naomi sama sekali tidak mengikatnya di kursi lagi. Seharusnya ini adalah kesempatannya untuk bisa kabur.
"Kenapa darahnya masih saja keluar?" Atlanna kembali merasakan hidungnya yang mengeluarkan darah.
"Ya Tuhan, apa yang sebenarnya terjadi denganku?" Untuk bangun saja Atlanna sama sekali tidak bisa.
Atlanna kembali berusaha mengubah posisinya menjadi duduk, ia tidak bisa terus seperti ini. Sungguh kali ini ia menahan sakit yang luar biasa di sekujur tubuhnya saat berusaha untuk duduk.
"Hiks...... Arghhhhh......" Kini akhirnya Atlanna berhasil untuk duduk, ia menatap tangannya yang terkena darah dari hidungnya.
"Apa aku menderita sebuah penyakit?" Sebelumnya Atlanna tidak pernah sakit separah ini.
"Arghhhhh..... Kenapa sesakit ini?" Atlanna menegang perutnya yang sangatlah sakit.
Sejak kemarin ia belum makan sama sekali, apa itu yang menyebabkan perutnya sesakit ini? Tenggorokannya pun rasanya sangat kering.
Ia butuh air untuk minum, matanya mencari apa ada air atau tidak di basement ini. Tapi tidak apa apapun, ia kira Naomi akan memberikannya minum, tapi nyatanya tidak sama sekali.
"Naomi! Aku ingin minum! Bolehkah aku meminta air minum?" Teriak Atlanna dengan suara yang tidak sekeras biasanya.
"Arghhhhh...... Hiks..... Hiks......" Atlanna kembali memegang erat perutnya sambil meneteskan air mata.
Kepala Atlanna pun sudah mulai pusing, dadanya berdetak kencang dan tidak seperti biasanya. Bahkan Atlanna juga merasakan sesak nafas sekarang.
"Ya Tuhan, ada apa ini sebenarnya?" Atlanna hanya bisa memeluk lututnya dan menenggelamkan wajahnya di tumpukan tangannya.
Bruy......
Atlanna kaget saat ada seseorang uang menyiramnya dengan air, ia pun mendongak mendapati Naomi yang sedang menatapnya.
"Ini!" Naomi memberikan sebotol air mineral kepada Atlanna.
"Te--terimakasih." Atlanna mengambil botol minum yang dilemparkan Naomi.
Dengan cepat Atlanna membuka botol itu, ia meminum air dalam botol itu sampai habis. Naomi yang melihat itu hanya bisa tersenyum miris kearah Atlanna.
"Bagaimana keadaan mu bitch?" Atlanna kembali mendongakkan kepalanya.
"Tubuhku sangat sakit." Atlanna tampak kesakitan, ia sesekali meringis menahan sakit itu.
"Kau lapar?" Tanya Naomi, Atlanna mengangguk pelan.
"Sebentar, aku akan mengambilkan makanan untukmu." Naomi berbalik untuk mengambil makanan untuk Atlanna.
Ia akan memberikan racun lagi didalam makanan yang akan dimakan Atlanna nanti, dengan begitu Atlanna akan kembali merasakan sakit yang lebih parah lagi.
Ia mengambil sandwich dan dua botol air minuman yang juga ia beri sedikit racun, ternyata racunnya bekerja dengan cepat.
"Ini!" Naomi kembali melemparkan sandwich dan dua botol minum kepada Atlanna.
"Terimakasih sekali lagi." Atlanna mengambil sandwich yang jatuh didepannya.
"Makanlah yang banyak, kau butuh tenaga untuk melihat Maverick yang akan datang nanti." Seketika Atlanna mematung mendengar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Revenge (Tahap Revisi)
RomanceSEQUEL PLEASE DON'T HATE ME BUAT KALIAN YANG ENGGAK SUKA CERITA BANYAK KONFLIK AKU SARANIN ENGGAK UDAH BACA, SOALNYA CERITA INI KONFLIKNYA BERAT DAN ALURNYA AGAR RUMIT. 17+++ Berbahaya, itulah yang mendeskripsikan sosok Maverick Avellino Lorenzo. Ma...