13. I will save you no matter what

1.6K 175 31
                                    

"Juliette awas!" Juliette seketika menghentikan mobilnya saat ada mobil lain yang menghadang mobilnya.

"Sialan!" Juliette refleks memukul stir mobilnya.

Juliette memilih untuk diam di mobil, ia hanya ingin memastikan siapa sebenarnya yang berani menghadang mobilnya?

Sedangkan disisi lain Atlanna kini menatap takut orang-orang yang berpakaian serba hitam. Keringat dingin mulai mengucur dari pelipisnya.

"Tenanglah Atlanna, aku akan mengatasinya." Juliette mengambil sesuatu di belakang.

Atlanna terus saja menatap orang-orang berpakaian hitam itu, yang mulai keluar dari mobil dan kini mendekatinya dan Juliette.

"Pi--pistol?" Atlanna takut saat melihat Juliette yang mengeluarkan beberapa pistol.

"Pegang!" Juliette memberikan salah satu pistol kepada Atlanna.

Tangan Atlanna bergetar memegang pistol yang diberikan Juliette, ini adalah pertama kalinya Atlanna memegang sebuah pistol.

"Untuk apa ini? Aku tidak bisa menggunakannya." Juliette menghela nafasnya.

"Arahkan pistol itu lalu tembak, mudah bukan?" Kini orang-orang berbaju hitam sudah mengepung mobil mereka.

"Dengarkan aku! Tetaplah di dalam mobil! Jangan kemana-mana! Jika ada seseorang yang menangkap mu nanti, tembak lah menggunakan pistol itu." Juliette harus keluar, jika tidak nyawanya dan Atlanna yang menjadi taruhannya.

"Kau ingin kemana? Jangan keluar." Nafas Atlanna kini tidak beraturan, ia sungguh sangat takut sekarang.

"Aku akan keluar, tetaplah disini. Aku bisa mengurus mereka semua." Atlanna menahan tangan Juliette.

"Jangan!" Atlanna menggelengkan kepalanya.

"Diam lah! Turuti perintahku tadi, telfon Jonathan dan suruh dia untuk kesini." Juliette melepaskan tangan Atlanna yang berada di tangannya.

"Kunci pintunya setelah aku keluar." Sebenarnya Atlanna takut jika terjadi apa-apa dengan Juliette, tapi ia tidak punya pilihan lain selain menuruti perintah Juliette.

Juliette langsung keluar, ia menatap beberapa orang didepannya. Salah satu mereka membuka tudung hoodie nya, dan ternyata benar dugaan Juliette. Samuel lah yang menghalangi mobilnya.

"Hai, kau merindukanku?" Samuel mendekati Juliette.

"Bagaimana? Sepertinya kita harus berbicara empat mata." Juliette masih tidak mengeluarkan suaranya, ia menodongkan pistolnya tepat kearah Samuel.

"Perjanjiannya kita masih satu Minggu lagi, tapi kenapa kau menyerang sekarang hah?" Juliette menatap tajam Samuel.

"Dasar pecundang! Kau menyerang jika Maverick tidak ada, kau takut hm? Maverick pergi ke Las Vegas, dan kau menyerang ku?" Samuel malah tersenyum miring mendengar itu.

"Takut? Aku tidak takut kepada siapapun! Tapi lebih baik aku menyerang sekarang, karena dengan begitu aku bisa mendapatkan mangsa yang sangat besar kali ini."

"Cih..... Itu sama saja kau takut brengsek, lebih baik kita bertarung satu lawan satu. Apa kau tidak malu bermain keroyokan?" Juliette sama sekali tidak takut dengan Samuel.

"Lebih baik katakan kepadaku, dimana Maverick menyembunyikan Isabella."

"Isabella? Kau masih mengakuinya sebagai adikmu? Bahkan kau tidak pantas untuk disebut seorang kakak untuk Isabella." Suara Juliette meninggi.

"Tidak usah ikut campur dalam urusanku! Katakan saja dimana Isabella!" Samuel menodongkan senjatanya kearah Juliette.

Dor........

Love and Revenge (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang