22. I hate myself!

1.3K 162 64
                                    

"Awas grandma!" Atlanna kaget saat melihat ada mobil yang mengarah kearahnya dan Alia.

Alia juga kaget melihat mobil itu. Saat Atlanna hendak mendorong Alia untuk menyelamatkannya, pikirannya tak bisa berfikir dengan jernih sekarang. Ia harus mendorong Alia, dan mengorbankan nyawanya sendiri.

Bruk......

Tapi gerakan Atlanna didahului Alia, dan akhirnya mobil itu kini menghantam tubuh Alia.

Brak......

Atlanna memegang kepalanya yang terbentur akibat dorongan dari Alia, ia memegang kepalanya dan saat ia kembali menarik tangannya. Atlanna menelan ludahnya kasar melihat tangannya yang terdapat noda merah.

"Grandma!" Atlanna tidak memperdulikan itu, ia mendekati Alia yang sudah terbaring di sisi jalan.

Andai saja tindakannya lebih cepat tadi, mungkin Alia akan selamat. Atlanna meneteskan air matanya melihat kondisi Alia saat ini.

"Grandma." Atlanna mengangkat kepala Alia untuk tidur di pahanya.

"Kenapa menangis sayang? Grandma tidak apa-apa." Dengan tangan yang berlumuran darah, Alia mengusap air mata Atlanna yang jatuh.

"Help!!!!" Teriak Atlanna, beberapa orang yang lewat pun langsung mendekati mereka. Dan yang lebih sialnya, hanya ada beberapa orang yang berlalu lalang.

"Saya akan panggilkan ambulans." Seorang pria pun membantu untuk memanggilkan ambulans.

"Grandma maafkan Atlanna, jika saja tadi Atlanna mendorong grandma pasti semua ini tidak terjadi." Atlanna masih saja mengrutuki dirinya sendiri, Alia malah menggeleng mendengar itu.

"Hai de--dengarkan grandma, ini bukan salahmu sayang. Sekarang jangan menangis, grandma baik-baik saja." Keadaan Alia semakin lemah.

Mata Atlanna mencari mobil yang tadi menabrak Alia, ternyata mobil itu malah menabrak salah satu pohon yang berada di ujung jalan. Mungkin saja mobil itu rem nya blong.

"Atlanna khawatir grandma, Atlanna mohon bertahanlah ambulan sebentar lagi akan datang." Air mata Atlanna sudah tidak bisa dikendalikan lagi.

"Tenang saja nona, ambulans akan segera datang beberapa menit lagi." Atlanna tersenyum menatap pria yang tadi membantunya menelfon ambulans.

"Sekali lagi terimakasih banyak." Pria itu tersenyum kearah Atlanna.

Keadaan semakin ramai setelah kecelakaan itu terjadi, apalagi mobil yang tadi menabrak Alia malah menabrak pohon dan membuat keadaan semakin ramai.

"Grandma, jangan tutup mata grandma." Tangan Atlanna terjulur untuk memegang pipi Alia.

"Ja--jangan k--khawatir sayang, grandma baik-baik saja." Atlanna semakin takut saat melihat keadaan Alia yang semakin melemah.

Atlanna tidak bisa memaafkan dirinya sendiri, ia masih saja menyesal karena tidak menolong Alia tadi. Bagaimana jika Alia tidak selamat? Atlanna bahkan tidak bisa membayangkan jika hal itu benar-benar terjadi.

"Ya Tuhan grandma! Jangan-jangan! Buka mata grandma!" Atlanna melihat mata Alia yang sudah ingin menutup.

"It's okay sayang, grandma hanya sudah tidak kuat lagi. Uhuk.... Uhuk...."

Atlanna menggelengkan kepalanya mendengar itu, ia akan membenci dirinya sendiri jika Alia tidak bisa selamat.

"Tidak tidak! Jangan tinggalkan Atlanna grandma, kumohon bertahanlah!" Atlanna tidak memperdulikan lagi dengan tatapan orang-orang yang menatapnya iba.

Love and Revenge (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang