34. I want to die

1.1K 150 46
                                    

"Biarkan saja dia tiada." Kata Maverick dengan wajah santainya.

"Apa maksudmu? Kau sudah sangat keterlaluan Mave, jika hal ini terjadi lagi aku akan mengatakan semuanya kepada aunty Fiorella." Alex berusaha untuk membangunkan Atlanna.

"Uhuk..... Uhuk......" Atlanna memuntahkan air, setelah itu ia membuka matanya.

"Kau mengancam ku? Jika kau sampai mengatakannya kepada mama, aku akan berbuat lebih buruk lagi kepada jalang ini!" Setelah mengatakan itu Maverick pergi meninggalkan Atlanna dan Alex.

"Kau tak apa Atlanna?" Atlanna menggelengkan kepalanya pelan, ia pun mencoba bangkit.

"Terimakasih karena telah menolongku Lex." Atlanna tersenyum tipis kearah Alex.

"Sama-sama."

Setelah kejadian tadi, kini Atlanna kembali ke kamarnya. Ia mengobati luka-lukanya yang masih belum sembuh, Atlanna menggigit bibirnya, ia tidak bisa algi menahan rasa perih di sekujur tubuhnya.

Atlanna menatap jam didepannya, sudah jam sembilan malam. Atlanna memutuskan untuk mengambil air setelah ia selesai mengobati luka-lukanya.

Atlanna keluar dari kamarnya, ia melangkahkan kakinya menuju dapur. Suasana di mansion sangat sepi, padahal jam masih menunjukkan pukul sembilan malam.

Juliette dan Alex pun pergi untuk mengurus sesuatu, dan untuk Maverick. Atlanna sama sekali tidak tau Maverick ada dimana?

"Arghhhhh......" Atlanna mendengar suara erangan seseorang, Atlanna pun melangkahkan kakinya melihat suara siapa itu sebenarnya?

Atlanna melihat ada Maverick di tangga, ia pun juga melihat lantai yang sudah penuh dengan darah.

"Allino? Kau tak apa?" Atlanna kaget saat melihat Maverick yang sedang memegang tangannya yang berdarah.

"Pergi!" Usir Maverick dengan cepat, ia habis minum Vodka. Itu yang membuat Maverick sedikit pusing ketika melihat Atlanna.

"Tanganmu terluka Al, biar aku obati." Maverick menatap tajam Atlanna.

"Aku bilang pergi!" Suara Maverick meninggi.

"Aku hanya ingin mengobati lukamu Al, apa tindakanku salah? Aku tidak meminta imbalan apapun, aku hanya ingin membantumu." Atlanna berlari menuju kamarnya untuk mengambil kotak obat.

Beberapa menit ia sudah kembali dengan Mambawa otak obat itu, Maverick menatap tak suka kearah Atlanna. Tapi Atlanna sama sekali tidak memperdulikannya, ia dengan berani memegang tangan Maverick yang terluka.

"Arghhhh.... Pelan-pelan." Atlanna menatap Maverick sejenak, setelah itu ia kembali membersihkan luka Maverick.

"Apa yang kau lakukan Al? Kenapa bisa sampai seperti ini? Apa kau memegang botol yang sudah pecah?" Maverick tidak menjawab pertanyaan Atlanna, ia hanya diam.

"Lain kali hati-hati," ucap Atlanna lagi. Sebenarnya Atlanna sama sekali tidak marah kepada Maverick, karena menurutnya sikap Maverick kepadanya itu sepadan untuknya.

Dengan Maverick yang selalu menyiksanya Atlanna bisa sedikit melupakan kebodohannya dulu. Kebodohan yang dimana merenggut nyawa Alia.

"Aku tidak perlu rasa kasihan mu itu, kenapa kau sangat perduli hah?" Atlanna menodongkan kepalanya menatap Maverick.

"Aku tidak kasihan Al, bukankah sebagai sesama manusia harus saling membantu?" Atlanna tersenyum tipis kearah Maverick.

"Lukanya cukup dalam, lebih baik besok kau ke rumah sakit agar lukamu bisa diobati lagi nanti." Pikiran Maverick melayang kemana-mana, ia tidak tau jalan pikirannya saat ini.

Love and Revenge (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang